Umat Lingkungan Santo Bartolomeus Brintikan menyelenggarakan Sarasehan Aksi Puasa Pembangunan (APP) Kelima pada hari Selasa, 15 April 2025 pukul 19.00 WIB bertempat di kediaman Andreas Sudihartono beralamat di Dusun Brintikan RT.04 Tirtomartani Kalasan Sleman dipandu oleh Prodiakon Clara Henny dengan partisipasi 13 umat.
Dalam sarasehan kelima ini umat diajak menyadari bahwa semangat solidaritas dan bela rasa tidak hanya terbatas di lingkup gereja maupun masa Prapaskah saja. Semangat solidaritas adalah semangat dasar hidup Gereja universal yang dihidupi seluruh Gereja Katolik di manapun dan kapanpun sepanjang tahun. Lagu pembuka “Cinta Kasih Allah” dari buku Puji Syukur No. 659 dipandu M.Th. Sri Wahyunani mengawali sarasehan ini.

Clara Henny selaku pemandu sarasehan menyampaikan bahwa dana sosial yang dikumpulkan umat beriman tidak hanya dimanfatkan oleh umat paroki saja, tetapi juga lintas paroki, bahkan lintas Keuskupan. Kita percaya pengelolaan dana di Paroki Maria Marganingsih Kalasan dengan transparansi pengelolaan keuangannya.
Dalam kesempatan ini, pemandu mengajak peserta untuk mempelajari dan merenungkan bacaan Kitab Suci, perihal Cara Hidup Jemaat Yang Pertama dari Kisah Para Rasul 2:44-45 yang dibacakan Yohanes Sulistyanto, Cara Hidup Jemaat dari Kisah Para Rasul 4:33b-35 yang dibacakan Abiel Bintang Atmaja, dan Pelayanan Para Rasul dari kitab Roma 15:25-27 yang dibacakan Bonfilio Febri.

Setelah seluruh peserta selesai mendalami dan merenungkan isi Kitab Suci yang telah dibacakan, pemandu sarasehan melanjutkan dengan membacakan sebuah kisah ilustratif dari buku panduan yang relevan dengan tema pertemuan malam itu. Kisah tersebut menjadi jembatan untuk memperdalam pemahaman umat akan pesan Injil yang baru saja direnungkan. Selanjutnya, pemandu membagikan pengalaman pribadinya yang sangat menyentuh, yakni bagaimana ia merasakan secara nyata karya mujizat Tuhan dalam hidupnya. Ia menceritakan bahwa belum lama ini dirinya mengalami suatu kondisi kesehatan yang cukup serius, yang sempat menimbulkan rasa khawatir dan ketidakpastian. Namun, dalam iman dan doa, ia merasakan penyertaan Tuhan yang begitu nyata, hingga akhirnya hasil pemeriksaan terakhir dari dokter menyatakan bahwa keadaannya kini sudah membaik. Kesaksian ini pun disampaikan dengan penuh syukur, menjadi penguatan iman bagi seluruh peserta yang hadir.
Memasuki bagian doa umat, pemandu dengan hangat mengundang setiap peserta untuk menyampaikan doa-doa spontan, sesuai dengan tema sarasehan yang telah direnungkan bersama. Suasana menjadi begitu khidmat dan menyentuh saat umat menyuarakan ungkapan syukur, harapan, dan permohonan mereka di hadapan Tuhan. Setelah seluruh doa pribadi disampaikan, seluruh peserta kemudian bersama-sama mendaraskan Doa Bapa Kami.

Sebagai penutup dari rangkaian acara sarasehan malam itu, seluruh umat diajak menyanyikan lagu “Gereja Bagai Bahtera” dari buku Puji Syukur nomor 621, yang dipandu dengan penuh semangat oleh M.Th. Sri Wahyunani. Lagu ini menjadi simbol kebersamaan dan harapan dalam perjalanan hidup umat beriman sebagai satu komunitas umat Allah.
Sebelum para peserta kembali ke rumah masing-masing, tuan rumah dengan penuh keramahan mempersilakan seluruh umat untuk menikmati minuman teh hangat dan snack yang telah disiapkan dengan penuh kasih. Momen ini pun menjadi kesempatan untuk saling berbagi cerita ringan dan mempererat tali persaudaraan di antara umat yang hadir.