314 St. Yohanes Demangan Tangkisan: Sembahyangan Rutin Lingkungan

Sembahyangan Rutin Lingkungan St. Yohanes terlaksana pada hari Jumat, 12 Juli 2024 di rumah bapak Sudiman. Pemandu sembahyangan adalah Kristina Eko Yuni bersama Sri Handayani. Sembahyangan dihadiri oleh 20 orang. Sembahyangan rutin yang dilakukan setiap malam Sabtu ini dilakukan secara bergiliran baik tempat maupun pemandu sembahyangan. Tujuannya dari bergilirnya tempat adalah untuk saling berkunjung ke umat, sedangkan bergilirnya tugas pemandu adalah agar ada keterlibatan semua umat dalam membawakan firman Tuhan.

Dalam sembahyangan ini, pemandu mengajak umat terlibat secara langsung dengan sharing pengalaman berdasar Injil yang dibacakan. Bacaan Injil diambil dari Matius 10:16-23 Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, “Hendaklah kalian cerdik seperti ular dan tulus hati seperti burung merpati. Tetapi waspadalah! Kalian akan ditangkap dan diadili, serta dicambuki di rumah-rumah ibadat. Sesungguhnyalah, kalian akan diadili di hadapan para gubernur dan raja-raja oleh karena Aku.”

Maksud dari Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala adalah saat Tuhan Yesus mengutus para muridNya menyebar ke kota-kota untuk memberitakan Injil. Mereka diutus seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Ini adalah gambaran dari suatu misi pelayanan yang tidak mudah, yang penuh tantangan dan kesulitan. Ungkapan “Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala” mengisyaratkan tantangan yang akan dihadapi para murid dalam tugas pengutusan mereka. Mereka akan mengalami bahaya, penganiayaan, penolakan, dan ejekan dari orang-orang di sekitar mereka. Yesus tidak menyembunyikan kenyataan bahwa dengan mengikuti Dia, orang akan mengalami banyak cobaan dan tantangan.

Sejak dari awal jemaat Kristen telah menghadapi penganiayaan yang keras. Saksinya adalah darah para martir yang menyirami tanah berbagai negara di dunia ini. Kisah tentang penolakan dan penganiayaan atas nama agama dewasa ini juga tidak kalah mengerikan. Sampai sekarang kita berhadapan dengan intoleransi, ketidakpedulian, dan ketidakadilan. Berhadapan dengan situasi ini, Yesus menegaskan tiga hal, yaitu pertama, Yesus meminta kita untuk “cerdik seperti ular.” Melalui ungkapan ini, Ia mengajak kita agar bersikap kreatif sehingga memungkinkan keberhasilan proses kesaksian iman di tengah dunia modern. Hari ini, di tengah tuntutan dunia yang semakin menjadi-jadi, ide-ide baru, gebrakan baru, dan cara-cara baru untuk mengomunikasikan pesan Injil sangat dibutuhkan.

Kedua, Yesus juga meminta kita untuk “tulus seperti merpati.” Dengan segala kebijaksanaan dan kepintaran dalam menghadirkan kasih Allah ke tengah dunia, setiap orang dituntut untuk menanamkan semangat kejujuran, kesederhanaan, dan kerendahan hati. Ketiga, Yesus menasihati kita untuk tidak khawatir tentang apa yang harus kita ungkapkan karena “bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.”

Sejatinya, dalam seluruh usaha dan tanggung jawab yang kita emban, kita perlu sadar akan kenyataan bahwa Roh Kudus akan selalu menggerakkan kita untuk tetap setia dalam mewujudkan semangat Injil di tengah masyarakat. Seluruh kemampuan yang kita miliki merupakan buah dari karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan Allah. Rohlah yang mengubah hati, bukan daya manusiawi kita sendiri. Untuk itu, dalam menghadapi setiap pergolakan, kita perlu sadar bahwa Tuhan adalah pembela kita. Dia akan menemani kita, serta akan menguatkan kita dalam seluruh kelemahan dan kesulitan hidup kita.

Catatan: Liputan ditulis oleh Kristina Eko Yuni Lestari

yusupriyas

Pengajar Les Bahasa Inggris SD, SMP/SMA, mahasiswa/umum (conversation, TOEFL/IELTS), penulis buku (lebih dari 70 buku pengayakan bahasa Inggris ), profesional editor & translator, Peminat sastra dan fotografi. Bisa dikontak di 08121598358 atau yusup2011@gmail.com.

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *