Keluarga Hilarius Yudi Lasyanta pada hari Minggu sore, 21 Juli 2024 mengadakan doa syukur untuk putranya, Benedictus Widi Wicaksono, yang telah sembuh dari penyakit demam berdarah sekitar sebulan yang lalu dan beberapa hari lalu melaksanakan sunat (khitan) dengan lancar. Saat ini Widi duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Kanisius Kalasan kelas 6. Sebagai orang beriman, kita pun perlu mengetahui makna sunat, agar dapat menghayati iman kita. Sebagai penganut agama Yahudi yang taat, Yesus oleh orang tuanya disunatkan pada hari ke – 8 setelah kelahiranNya (Lukas 2:21).

Dengan dianutnya Kitab Suci, Gereja Katholik mengajarkan bahwa hukum sunat jasmani dalam Perjanjian Lama merupakan tanda dan persiapan bagi penggenapannya dalam sunat rohani, yaitu Baptisan dalam Perjanjian Baru. Sunat memiliki makna positif bagi kesehatan. Secara spiritual bila seorang anak Katholik dusunatkan, haruslah dipahami bahwa anak ini ingin mengikuti Yesus Kristus agar dengan jiwa raga yang sehat, anak itu tumbuh dan berkembang menjadi murid Kristus serta siap menerima panggilan dan perutusan sesuai kehendakNya di Gereja dan masyarakat. Umat Lingkungan St.Bartolomeus Brintikan mendoakan agar setelah sunat, Widi dapat menjadi anak yang tumbuh dan berkembang menjadi murid Kristus, berbakti kepada kedua orang tuanya, dan sukses dalam studinya (belajar).

Catatan Liputan dan foto oleh Andreas Sudihartono