KOMSOS-GMMK. Bidang liturgi Paroki Maria Marganingsih Kalasan kembali menggelar kegiatan pembekalan untuk prodiakon. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 1 Juni 2022 dan bertempat di dalam gedung gereja. Kegiatan ini diselengarakan bertepatan dengan peringatan hari lahir Pancasila. Menurut Yb Sukartono, kabid liturgi dewan pastoral Paroki Maria Marganingsih Kalasan, acara pembekalan ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan para prodiakon dalam ibadat. Kegiatan pembekalan diberikan oleh Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr. yang saat ini bertugas di Paroki Hati Kudus Yesus Pugeran.
Di awal sesi presentasi romo KAS yang lebih akrab dipanggil Rama Kendar ini mengingatkan para prodiakon terhadap Arah Dasar (ardas) Keuskupan Agung Semarang. Kemudian romo Kendar mengajak para peserta pelatihan untuk menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” sebagai wujud penghormatan terhadap hari lahir Pancasila. Suara nyanyian dari 125 prodiakon yang hadir dalam acara pembekalan ini semakin menyemarakkan acara dan mampu melejitkan energi baru bagi para peserta. Sebagaimana diketahui dalam ardas KAS, nilai-nilai Kebangsaan (Pancasila) masuk dalam fokus tahun ketiga.
Dalam acara pembekalan ini, Rm Kendar banyak mengulas tata cara peribadatan yang dipimpin oleh prodiakon seperti aturan pemakaman secara Katolik, bentuk dasar doa dan ibadat arwah, pemberkatan jenazah di masa pandemi serta aneka ibadat seperti pertunangan, midodareni,dll.
Rama Kendar juga mengingatkan, bahwa tata cara pemberkatan jenazah di masa pandemi sudah hampir usai. Meski demikian para prodiakon tetap harus berkoordinasi dengan kebijakan pastoral paroki dan peraturan pemerintah setempat. Untuk aneka ibadat, para prodiakon diharapkan mampu memilih dan memilah dengan bijak sehingga pelayanan murah hati dapat dirasakan oleh umat.
Romo Kendar juga menambahkan bahwa ketika berhadapan dengan budaya setempat kita bisa melakukan banyak penyesuaian . Kita tidak boleh kaku dengan aneka budaya tradisional yang tinggal di masyarakat, namun harus bijak mengambil jalan tengah. Romo Kendar kemudian memberikan beberapa contoh ketika pelayanan kita berhadapan dengan aneka budaya.
“Kekayaan budaya di Jawa (Indonesia) justru semakin memperkaya cara beriman kita pada Yesus. Apa pun bentuk dan model pelayanan yang kita berikan, fokus kita ada pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang sudah terlebih dahulu menebus kita.” (Rm. F.X. Sukendar Wignyosumarta, Pr)
Diwawancari KOMSOS-GMMK, Lusia Krismastuti dari Lingk. Santo Andreas Wil. Santo Petrus Damianus mengungkapkan kesan positifnya terhadap acara ini.
“Materi yang disampaikan bagus dan pas banget dengan apa yg dibutuhkan prodiakon baru dalam memulai pelayanan. Jadi prodiakon baru, seperti saya, jadi mempunyai bayangan apa yang mesti dilakukan dalam pelayanan, khususnya apabila ada umat yang dipanggil Tuhan,” ujar Lusia Krismastuti.
Sementara itu Theodora Ernie Susilowati dari lingkungan FX Gendingsari, Wil Petrus Damianus menyebutkan bahwa acara pembekalan ini bagus sekali.
“Cara penyampaian dari Rm Kendar asyik dan diselingi “guyonan “ dan bila ada pertanyaan dari peserta, Rm Kendar selalu menjawabnya dengan gaya santai tetapi jawabannya pas banget. Acara berlangsung sampai selesai tanpa istirahat dan tidak terasa karena memang asyik,” ujar Theodora Ernie Susilowati yang baru pertama kali menjadi prodiakon.
Yb Sukartono, selaku kabid liturgi, juga menyampaikan kesan positifnya terhadap pelaksanaan pembekalan ini.
“Dalam acara pembekalan ini, para peserta sangat antusias, bahkan tidak ada peserta yang meninggalkan acara yang berdurasi 3 jam ini. Mereka semua betah mengikuti acara sampai selesai,” ujar Yb Sukartono.
Sementara itu Petrus Sentot Widiyanto, koordinator pelayanan prodiakon, menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan pembekalan ini.
“Puji syukur atas terselenggaranya kegiatan penyegaran dan pembekalan prodiakon di masa pandemi ini. Setelah mereka dipilih dan menerima SK dari Uskup dan setelah masa Paskah, akhirnya bisa terselenggara acara ini dengan menjalin kerjasama dengan PT Kanisius,” ungkap koordinator prodiakon yang lebih akrab dipanggil Mas Sentot ini.
Menurut penuturan Petrus Sentot Widiyanto, penyegaran dan pembekalan Prodiakon GMMK ini dihadiri sekitar 125 prodiakon dari total 150 orang. Pembekalan ini sangat membantu sekali untuk membekali dan mengingatkan kembali akan peran, tugas panggilan dan pelayanan sebagai Prodiakon khususnya di dalam memimpin Ibadat dan pelayanan sakramentali. Terlebih lagi di masa pandemi yang sungguh membutuhkan kesigapan dan penerapan pelayaan sebagai Prodiakon bagi umat yang membutuhkan pelayanan saat ini.
Acara penyegaran dan pembekalan prodiakon ini sangat membantu baik bagi prodiakon yang baru maupun yang sudah lama (Petrus Sentot Widiyanto).
Semoga dengan acara penyegaran dan pembekalan ini, para prodiakon semakin bersemangat dan bermurah hati dalam pelayanan.
Foto oleh Gus Nanang