Umat Katolik kembali memasuki masa Adven 2023. Masa Adven adalah masa persiapan umat Katolik dalam menyambut kelahiran Yesus Kristus, Sang Juru Selamat kita. Masa yang dimulai Minggu keempat sebelum Natal, yang akan berlangsung selama empat minggu, sekaligus menandai awal tahun Liturgi Gereja Katolik. Masa yang selalu dinanti dan dirindukan sebagai masa pertobatan dan persiapan batin agar pantas menyambut kelahiran-Nya.
Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir mengadakan pertemuan Adven pertama pada Kamis, 30 November 2023 yang dihadiri 26 umat. Pertemuan dilaksanakan di rumah keluarga Agnes Sumarwi. Tidak ada OMK yang hadir pada pertemuan Adven pertama mengingat mereka harus mengerjakan tugas dan belajar untuk mempersiapkan ulangan akhir semester yang sedang berlangsung. Hari dilaksanakannya pertemuan Adven ini memanfaatkan waktu yang biasa digunakan umat lingkungan untuk mengadakan pertemuan rutin pendalaman iman.
Tema pertemuan Adven pertama dengan tema “Berjaga Menyongsong Raja Damai” bertujuan agar umat mampu mengambil inspirasi dari tokoh IJ Kasimo sebagai teladan keterlibatan dalam hidup berbangsa dan bernegara, khususnya dalam konteks menjelang pesta demokrasi di tahun 2024 mendatang. Pertemuan diampu oleh prodiakon lingkungan, RB Maryanto.
Dalam kesempatan menanggapi pertanyaan pendalaman dan berbagi pengalaman pada poin pertama tentang hal yang paling menarik dari kisah hidup IJ Kasimo adalah “Keberanian dan kekonsistenannya dalam berpihak pada mereka yang tertindas,” ungkap Robertus Bambang Yuswantara. Menanggapi poin kedua tentang hal yang diperjuangkan dan tantangan yang dihadapinya, Lambert Tallu Lembang mengungkapkan bahwa pada zaman penjajahan, sebagai situasi yang genting dan kritis, tidak mudah bagi IJ Kasimo sebagai kelompok minoritas untuk menunjukkan nilai caritas dengan sikapnya yang 100% Katolik 100% Indonesia.
Melalui Adven pertama ini umat Katolik diharapkan memiliki prinsip untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan perdamaian yang hakiki selaras dengan pandangan IJ Kasimo, yang tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk memulai konflik. Pada pukul 20.30 pertemuan ditutup dengan menyanyikan Indonesia Pusaka dan tetap berharap penyertaan Tuhan agar membantu kita untuk mampu berjaga melakukan yang terbaik bagi Indonesia damai.
