Sebagai bagian dari pembangunan di Kawasan Terpadu saat ini sedang dibangun talud penahan di belakang SMP Kanisius. Talud ini nantinya tidak saja menahan tanah supaya tidak longsor tetapi juga untuk menjaga lebar sungai wareng. Sesuai informasi dari dinas terkait lebar asli Sungai Wareng adalah selebar 5 meter.
Sesuai dengan rekomendasi, talud penahan dibangun dengan buis beton di bagian bawah sebagai pondasi dan bagian atas memakai bronjong kawat yang diisi-tata dengan batu kali. Dan bronjong di bagian atas ditata sedemikian rupa seperti bentuk terasering atau lahan bersusun. Harapannya dengan konstruksi talud seperti itu nantinya akan terbangun kembali ekosistem sungai. Antara lain akan kembali ada ikan-ikan yang hidup dan berkembang biak di sana. Yang tidak dilupakan adalah supaya kontruksi talud menjadi lebih kokoh.
Sebagai bagian dari pewartaan atau katekese terkait lingkungan hidup, Romo Paroki Marganingsih Kalasan Robertus Budiharyono, Pr atau yang biasa disapa sebagai Romo Budi sudah menginisiasi penanaman sayuran di sepanjang talud depan Pastoran. Ada tomat, terong dan juga cabai rawit.
Inisiasi dari beliau adalah hal yang sangat positif dan bermanfaat. Bila ke depan gerakan katekese lingkungan hidup ini bisa berkembang dengan dukungan dan partisipasi umat tentulah akan menjadi sebuah gerakan sangat signifikan. Gerakan katekese lingkungan hidup bisa memberi dampak secara ekonomis. Dengan penanaman sayuran oleh lebih banyak kalangan, saat ini harga cabai dapat mencapai Rp10.000 per kilogram. Pada sementara waktu lalu harga cabai melambung hingga mencapai Rp100.000 per kilogram.
Secara imani, gerakan katekese lingkungan hidup dapat menjadi implementasi dari nilai-nilai kitab suci (Bdk Yakobus 2:26). Bila setelah Misa di hari Minggu lalu umat bersama-sama merawat tanaman di lingkungan gereja pasti menjadi hal yang sangat menarik. Apalagi bila juga dilakukan di hari-hari lain.
Gereja akan sungguh menjadi sebuah komunitas yang memberi harapan bagi masyarakat pada umumnya. Solidaritas antarumat juga bisa terbangun dengan lebih baik dengan melakukan kegiatan yang konstruktif secara bersama-sama. (Adrian Diarto)
catatan: Teks dan foto kiriman dari Adrian Diarto