KOMSOS – GMK. Kamis, 12 Juli 2018 adalah saatnya menyambut Rama Antonius Dadang Hermawan, Pr. Hari itu, Rama Dadang diantar oleh sejumlah 150 orang dari umat Paroki Medari dan sekitarnya. Mereka terdiri dari keluarga, para pengurus Dewan Paroki Medari dan para wakil umat. Rombongan berangkat pukul 3 sore melalui jalan dalam yang berliku, mungkin untuk menghindari kemacetan. Mereka sampai di Kalasan sekitar jam 4 sore dan langsung disambut oleh pengurus Dewan Paroki Kalasan dan umat yang diwakili oleh para Ketua Wilayah dan Stasi.
Acara resmi penyambutan Rm Dadang dibuka dengan doa oleh Bapak YB Sukartono, prodiakon Paroki Kalasan. Semaraknya penyambutan Rm Dadang dipandu oleh MC dari pengurus Dewan Paroki Kalasan, yaitu Juanita Agustina Joesoef dan Bernardus Purnama.
Sambutan selamat datang disampaikan oleh Bapak Paulus Sriyanto mewakili Pengurus Dewan Paroki Kalasan.
Pak Sri memperkenalkan anggota Dewan Paroki Marganingsih Kalasasn yang hadir saat itu kepada para tamu yang hadir. Demikian juga wakil Dewan Paroki St Yosef Medari, Bapak Heru Cahyono memperkenalkan siapa saja yang ada dalam rombongan kepada para penyambut.
Rm Yuventus Deni Kurniawan, Pr, Vikaris Parokial st. Yusuf, Medari melanjutkan dengan sepatah dua patah kata. Ada sendu di wajah Rama Deni, merasa kehilangan karena ditinggal Rama Dadang. Namun rama ini masih bisa ‘menyeletukkan’ analisanya sendiri:
Rombongan dilewatkan jalan yang berliku-liku ruwet banyak belokan dan asing.
Rm Deni jadi ingat kebiasaan ibunya saat mau membuang kucing, dilewatkan jalan yang berliku-liku dan asing. Maksudnya agar kucing tidak mengenali jalan yg dilewati, sehingga tidak akan balik lagi ke rumah.
Berikutnya, Rama FX Wahyudi, MSC tampil menceritakan karakter Rama Dadang yang terbuka, tanggungjawab, suka hal baru. Rama Wahyudi ini adalah om dari Rama Dadang yang sekarang berdomisili di Philipina karena tugasnya.
Karena suasana terasa tegang, Band OMK Kalasan berinisiatif mencairkan suasana dengan lagu-lagu.
Puncak acara hari ini akhirnya tiba. Rama Dadang sebagai tokoh kita di acara tersebut berdiri dan disambut meriah oleh umat Medari dan kalasan.
Dalam kesempatan Kamis siang itu, Rama Dadang berterima kasih kepada umat Medari yang mengantar sampai di Kalasan, setelah 3x sebelumnya masih bolak-balik Kalasan-Medari. Dengan bercanda, Rama Dadang berkata, “Sudah dibuat pukul 15.00 biar sedikit yang antar tapi ternyata tetap banyak”.
Rama Dadang menyampaikan jika beliau menyukai penataan tempat yang menjadikan patung Pieta yg menjadi latar depan. Antara pkl 15.00 dan patung Pieta, Rama membuat permenungan sendiri kenapa kok dirinya dipindah ke Kalasan.
Jam tiga siang dan background patungPpieta menjadi semangat bagi Rama Dadang.
Jam 3 adalah saat Yesus Wafat. Dalam Pieta tergambar Maria yang memangku jenazah Yesus. Maria setia menjalankan perintah Tuhan.
Jadi, rm Dadang menerima kepindahan ke Paroki Kalasan ini adalah kehendak Tuhan sendiri.
Rama Dadang kemudian memperkenalkan bapaknya (Melius Sadi), ibunya (Chatarina Widayati) dan adik bungsunya (Albertus Deby Setianto) yang berasal dari Lingkungam Tegalgondo, Paroki Delanggu.
Rama Dadang juga terus terang bercerita bahwa keinginan jadi rama sudah ada sedari kecil karena ia ingin seperti omnya yang jadi rama dari kongregasi MSC. Tapi tidak mau sama persis dan memilih sebagai Rama Diosesan Keuskupan Agung Semarang (Praja).
Selamat datang, Rama Dadang. Selamat berkarya di Kalasan. Semoga betah dan dapat mengembangkan karya pelayanan Rama bagi umat-Nya di Kalasan ini.
***
Sumber tulisan : Ibu Imma, Gambar : Sdri Monica dan Bapak Nanang (Tim Komsos GMK)