Bagaimanakah umat meski bersikap selama mengikuti perayaan ekaristi? Kapankah sebenarnya umat harus duduk, berlutut dan berdiri? Tulisan singkat ini barangkali bisa memberikan jawabannya.
Sikap duduk, berlutut dan berdiri berasal dari kebudayaan barat. Semua itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan. Ekaristi merupakan suatu perayaan dan di dalamnya ada unsur “kebebasan”. Jadi, semestinya ada unsur hormat dan sakral tetapi tidak dipaksakan. Oleh karena itu sikap badan harus bebas dan fungsional.
Jadi, misalnya perayaan Ekaristi dilakukan dengan duduk atau lesehan di tikar, maka umat dan imam sebaiknya duduk saja, tidak perlu berdiri saat pembacaan Injil dan bagian-bagian lainnya. Pada umumnya sikap berdiri dipakai untuk mendengarkan Injil, meskipun sikap duduk pun diperbolehkan untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Tuhan.
Disarikan dari hal 122 buku ‘Misteri Perayaan Ekaristi “Umat Bertanya Tom Jacobs Menjawab (Kanisius – 1996)