Saat makan bersama di rumah, Silvi yang duduk di kelas II SMA bertanya kepada bapaknya, “Pak, kok akan ada Kongres Ekaristi Keuskupan lagi, ya? Seingatku beberapa tahun yang lalu juga sudah pernah ada Kongres Ekaristi. Kok namanya kongres, ya? Apa sama dengan kongres partai-partai itu, ya?” Pak Stefanus menjawab, “Ya bedalah dengan kongres partai. Ini ‘kan Kongres Ekaristi. Ekaristi saja ‘kan perayaan liturgi, jadi pasti beda. Tetapi bapak tidak tahu persis sih. Kamu cari saja di google, Silvi”. Silvi yang langsung browsing di google, tiba-tiba bilang ke keluarganya: “Oh, ya memang ada, bahkan akan ada Kongres Ekaristi Internasional juga, tahun 2020 ini di Budapes Hongaria”. Ayah dan ibunya cuma tersenyum sambil mengangguk-angguk.
Keuskupan Agung Semarang memang akan mengadakan Kongres Ekaristi Keuskupan (KEK) lagi, yakni yang keempat pada bulan Juni 2020 nanti. Penyelenggaraan KEK setiap empat tahun ini senantiasa dibarengkan dengan perhelatan Kongres Ekaristi Internasional, yang tahun ini akan diadakan di Budapes Hongaria, persisnya pada tanggal 13-20 September 2020.
Perhelatan Kongres Ekaristi bukanlah sekadar acara ramai-ramai dengan biaya yang tidak sedikit, melainkan sebuah kegiatan devosi Ekaristi yang sangat dianjurkan oleh Para Paus. Kongres Ekaristi ini memang telah menjadi tradisi lama sejak 1881. Hal itu dinyatakan oleh Paus Benediktus XVI dalam Anjuran Apostolik Sacramentum Caritatis (SCar. art. 68) agar umat Katolik semakin mencintai dan memahami kasih Tuhan yang hadir secara istimewa dalam Ekaristi.
Umat Katolik sudah sangat sadar pentingnya Ekaristi. Tetapi masih begitu banyak umat Katolik yang belum menghayati kekayaan Ekaristi, termasuk terutama dalam devosi-devosi Ekaristi seperti Adorasi Ekaristi, Prosesi Sa- kramen Mahakudus, dan Kongres Ekaristi. Kita sudah pergi ke Misa tiap hari Minggu, memang iya, tetapi mungkin banyak yang belum rajin berdoa di depan Sakramen Mahakudus.