KOMSOS GMK – Bulan Juli merupakan Bulan yang bersejarah bagi Gereja Stasi Santo Yusup Berbah. Tepat pada tanggal 11 Juli, Gereja yang berada di kawasan di Jalan Kalitirto, Berbah, Sleman, ini merayakan ulang tahun ke-23. Umat Gereja Stasi Santo Jusup merayakan ulang tahun dan mengungkapkan rasa syukur melalui beberapa kegiatan, antara lain; ziarah ke tempat peristirahatan terakhir para tokoh awal pembangunan Gereja, Misa Syukur, dan Pesta Rakyat.
Pada acara ziarah, seluruh panitia, beberapa pengurus Gereja, serta keluarga para tokoh yang terdiri dari anak-anak, dewasa dan orangtua, bersama-sama “nyekar” dan berdoa bagi para tokoh. Suasana khidmat menyeruak selama kegiatan ini berlangsung. Ziarah yang diadakan pada Minggu, 7 Juli 2019 ini, selain mendoakan para tokoh seluruh umat khususnya yang mengikuti kegiatan ziarah secara langsung dapat mengetahui sejarah pembuatan Gereja dengan penuh perjuangan dan sikap saling menolong yang dapat menjadi contoh bagi kaum muda penerus Gereja. Ziarah dimulai tepat pukul 10.00, diawali doa pembukaan di halaman Gereja Stasi Santo Yusup Berbah dan dilanjutkan ke tempat peristirahatan terakhir para tokoh yang berada di 12 Dusun wilayah Berbah hingga Prambanan.
Thomas Aquinas Wicaksana (ketua penyelenggara kegiatan) mengatakan, “Kita sebagai generasi muda harus ingat dengan mereka (para tokoh) dan meneladani sikap mereka agar dapat turut ambil bagian dalam setiap proses pembangunan Gereja.” Sedangkan Bapak Bramono (wakil keluarga atau putra dari salah satu tokoh pendiri Gereja yakni Alm. Bapak Sumarjono) mengatakan, “Banyak hal-hal yang dapat dipelajari dari para tokoh pendiri Gereja salah satunya adalah sikap totalitas, sehingga ketika mereka (para tokoh) saling bergotong-royong mendirikan Gereja, mereka tidak memikirkan berapa uang yang dimiliki tetapi iman yang besarlah yang akhirnya mewujudkan sebuah Gereja yang saat ini kita pakai.”
Rangkaian acara kedua adalah Misa Syukur. Misa syukur dengan tema “Menjadi Pelaku Firman, bukan Hanya Pendengar (bdk. Lukas 10:25-37)” diselenggarakan pada Sabtu, 13 Juli 2019 pukul 18.00 WIB dan dipimpin Romo Siprianus Smakur Tukan SS.CC.
Pada awal homili, Romo Siprianus mencoba menyampaikan pertanyaan “apakah anda percaya pada Yesus?”. Pertanyaan dari Romo Siprianus mendapat jawaban dari umat. Dialog awal yang terjadi dalam homili tersebut pun berlanjut dengan penegasan, barangsiapa percaya kepada Yesus hendaklah mewujudnyatakan dalam tindakan. “Kasih yang sejati itu perlu tindakan yang nyata. Sebagai contoh, sekecil apapun keterlibatan umat di dalam kegiatan Gereja akan membawa dampak. Santo Yusup layak dan pantas menjadi teladan kita. Ia tidak banyak bicara namun lebih banyak bertindak. Oleh sebab itu, sudah sepantasnya seluruh umat, khususnya umat Gereja Stasi Santo Yusup Berbah ikut terlibat aktif dalam menjaga dan mengelola Gereja menjadi semakin baik dengan semangat cinta-kasih dan saling tolong-menolong,” tutur Romo Siprianus.
Setelah Perayaan Ekaristi Syukur, umat Gereja Stasi Santo Yusup Berbah mengadakan Pesta Rakyat dan Pentas Seni. Acara yang berlangsung meriah dan hangat ini diselenggarakan di halaman parkir. Thomas Aquinas Wicaksana (Ketua Panitia penyelenggara) berkenan menyampaikan sambutan. Bapak Michael Budi Santoso (Ketua Stasi) melakukan pemotongan tumpeng yang melambangkan rasa syukur kepada Tuhan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan.
Umat Gereja Stasi Santo Yusup Berbah mengambil peran serta aktif dalam acara Pesta Rakyat dan Pentas Seni. Mereka, dengan semangat 5 roti 2 ikan, menyediakan dan menyajikan nasi, snack, dan teh hangat sebagai konsumsi. Hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan nyata sikap gotong-royong dari umat Stasi Berbah untuk memeriahkan acara. Pengisi acara dalam pentas seni juga merupakan umat Gereja Berbah yang memiliki bakat menari atau bermain musik, seperti tari-tarian yang dibawakan oleh Sanggar Omah Seni Kali Opak, Shuffle Dance Gines dan Abel. Malam Pesta Rakyat dan Pentas Seni ini kian meriah dan menunjukkan gelar kebersamaan lantaran penampilan musik akustik dari GKJ Tanjungtirto dan Hamba Tuhan Accoustic.
Keterlibatan seluruh umat, juga para donatur, membuat acara ini menjadi semakin lengkap dan semarak. Dinamika Gereja bukan hanya menjadi tanggungjawab pengurus stasi tetapi juga sikap handarbeni seluruh umat. Dengan kesadaran umat untuk terlibat dan nyengkuyung kegiatan tersebut, maka umat dapat semakin mengembangkan sikap saling bantu dan gotong-royong serta menunjang kemajuan dan keteguhan Gereja Stasi Santo Yusup Berbah.***
Reporter dan Foto: Ailsa Metta Prajna Putri