PEZIARAHAN HARAPAN DARI HATI KE HATI: MENYAMBUT PANGGILAN TUHAN DI MINGGU PANGGILAN KE-62 BERSAMA “PAREM” PAROKI MARIA MARGANINGSIH KALASAN

Paroki Maria Marganingsih Kalasan kembali menyelenggarakan minggu panggilan pada tahun 2025, yang menjadi bagian penting dalam kalender liturgi gereja katolik. Perayaan ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi momentum rohani yang penuh makna, khususnya dalam mengangkat kesadaran umat terhadap pentingnya menjawab panggilan hidup dalam berbagai bentuk pelayanan di dalam gereja.

Dengan mengusung tema “Peziarahan Harapan dari Hati ke Hati”, Minggu Panggilan ke-62 mengajak seluruh umat dan orang yang sudah terpanggil secara khusus untuk merenungkan kembali relasi mereka dengan Tuhan dalam konteks panggilan hidup. Tema ini menggambarkan perjalanan batin yang penuh harapan, sebuah ajakan untuk mendengarkan bisikan lembut Tuhan yang memanggil setiap pribadi untuk suatu misi khusus.

Mengapa Minggu Panggilan Diperlukan?

Dalam realitas Gereja saat ini, terjadi penurunan jumlah calon imam dan biarawan/biarawati. Melalui minggu panggilan, umat diajak untuk menyadari krisis ini dan terlibat aktif dalam mendukung lahirnya panggilan suci, baik melalui doa, pendampingan, maupun teladan hidup. Selain itu, Gereja memandang penting untuk membangkitkan kembali kesadaran dan kepekaan akan kebutuhan akan pelayan Tuhan, dengan mengedepankan nilai keteladanan, khususnya Yesus sebagai Gembala Baik. Harapannya, dengan kehadiran Peguyuban Biarawan/biarawati yang live in di tengah umat yang ada di wilayah Paroki Maria Marganingsih Kalasan, mampu menggugah hati umat untuk bersama-sama menyadari krisis panggilan dan terlibat aktif mendukung tumbuhnya panggilan suci.

Foto Bersama Setelah Perayaan Ekaristi” Peguyuban Religius Marganingsih-PAREM
Bersama Putra/Putri Altar

Tujuan utama dari live-in ini antara lain:

  • Mengajak setiap pribadi untuk berani menjawab panggilan Tuhan dan meningkatkan kesadaran umat akan minimnya panggilan hidup khusus.
  • Memberikan dukungan konkret dari keluarga dan komunitas dengan meneladani Yesus sebagai Gembala Baik yang setia memanggil umat-Nya.
  • Mendorong kaum muda agar terbuka terhadap kemungkinan menjadi imam, biarawan/biarawati, atau pelayan awam, serta membangun budaya doa untuk lahirnya panggilan-panggilan baru.

Kutipan dari Injil Matius (9:37-38) menjadi dasar spiritual yang kuat: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Kegiatan Konkret: Dari Gereja ke Rumah-Rumah Umat

Program live in yang berlangsung pada tanggal 17–18 Mei 2025 ini tidak hanya berhenti pada misa atau refleksi, tetapi juga menghadirkan aksi nyata dalam bentuk live in di lingkungan. Para peserta live in (PAREM) tinggal bersama keluarga-keluarga umat di berbagai wilayah paroki yang sudah ditentukan untuk mengalami secara langsung dinamika kehidupan dan iman di tengah umat.

Melalui pendekatan ini, Gereja ingin membangun jembatan dari altar ke kehidupan nyata umat. Panggilan tidak hanya dipahami sebagai sesuatu yang suci dan jauh, tetapi sangat manusiawi dan hadir dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini menekankan bahwa panggilan tidak berdiri sendiri, tetapi tumbuh dalam komunitas dan relasi yang erat, dari hati ke hati. Ada tiga kegiatan utama program minggu panggilan tersebut yaitu peserta Live in (PAREM) bertanggungjawab penuh terhadap pelayanan liturgi seperti menjadi koor, lektor, pembagi komuni, sekolah minggu. Kemudian, berdinamika bersama keluarga-keluarga umat lingkungan di wilayah. Terakhir adalah evaluasi dan refleksi bersama di Pastoran setelah perayaaan Ekaristi.

Kolaborasi Antar-Komunitas Paguyuban Religius Marganingsih (PAREM)

Berbagai komunitas dan tarekat religius yang berada di wilayah Paroki Maria Marganingsih Kalasan, turut berperan aktif dalam kegiatan ini, seperti CSA, SFD, RMI, SSPS, SPC, CB, OP, dan ALMA. Mereka mengutus perwakilan yang diterjunkan di berbagai lingkungan dan wilayah di sekitar wilayah paroki kalasan, menunjukkan sinergi dan dukungan lintas komunitas terhadap upaya membangkitkan semangat panggilan.

Sr. M. Paskalia, OP-bersama umat Lingk. Sta. Theresia, Wilayah St. Theodosius Cupuwatu
Br. Remi, CSA & Sr. Rosalia SFD Bersama Umat Lingk. St. Paulus Granting-Wilayah St Fransiscus Xaverius
Br. Damian, CSA & Sr. Tatiana, SSPS Bersama Lingk. Sta. Elisabeth GDA- Wilayah St. Petrus Damianus Kalasan Timur
Sr. Natalia, OP & Sr. Silva, SPC Bersama umat Lingk. Sta. Perawan Maria-Wilayah Agatha Kalimati.
Sr. Anggi, SSPS & Sr. Alselma, OP Bersama Umar Lingk. Lukas Somodaran-Wilayah St. Petrus Kanisius
Sr. Klaudia, RMI & Sr. Laurensia, CB Bersma Umat Lingk. Yohanes Demangan-Wilayah R. Xaverius Berbah
Br. Valen, CSA & Sr. Avelia,CB Bersama Umat Lingk. Maximilianus Sompilan-Wilayah Petrus Kanisius
Sr. Laurentia, SFD & Sr. Tarsisia, CB Bersma Umat Lingk. Maria Sidokerto-Wilayah Robertus Bellarminus Kalasan Tengah
Sr. Inesita, CB & Sr. Elisabeth, SSPS Bersama Umat Lingk. Laurensius Krikilan-St. Petrus Kanisius Berbah
Sr. Alexia, CB & Sr. Gradiana, SSPS Bersama Umat Lingk. Bertolomeus Brintikan-Wilayah St. Petrus Damianus Kalasan Timur
Br. Kornelius, CSA & Sr. Asti, CB Bersama Umat Lingk. Yuliana Tegalrejo-Wilayah Sta. Agata Kalasan Timur
Sr. Sarlina, SSPS & Sr. Paulina, SSPS Bersama Umat Lingk. Yohanes Donbosko Teguhan Berbah
Sr. Vinsen, SPC & Sr. Marta, SSPS Bersama Umat Lingk. Sta. Agnes-Wilayah Manisrenggo
Sr. Lusi, SPC & Sr. Elisabeth Muti, RMI Bersama Umat Lingk. St. Lukas Karang Berbah
Sr. Kresen, SPC Bersama Umat Lingk. St. Benediktus-Perum Pertamina
Br. Rikard, CSA & Sr. Yonetha Kole, RMI Bersama Umat Lingk. Thomas Khatik-Wilayah Manisrenggo
Sr. Agata, SSPS & Sr. Theresita, OP
Sr. M. Emerita, Op Bersama Umat Lingk. Maria Jagalan
Sr. Ermilan& Br. Daniel Bersama Umat Lingk. Antonius Padua Berbah

Kehadiran mereka menjadi kesaksian nyata bahwa panggilan bukanlah milik satu kelompok, melainkan hasil dari kerja bersama Gereja sebagai satu tubuh Kristus. mencerminkan semangat sinodalitas dalam Gereja-berjalan bersama, mendengarkan bersama, dan bertindak bersama sebagai tubuh Kristus.

Kesan Umum Para Peserta Live In

Secara umum, para peserta live in mengungkapkan pengalaman yang sangat menyenangkan dan mengesankan selama tinggal di lingkungan umat. Perjumpaan dan perkenalan dengan keluarga-keluarga di lingkungan terasa hangat dan penuh kasih, hingga menciptakan rasa nyaman dan aman, seolah berada di tengah keluarga sendiri. Semua ini terwujud berkat satu iman dan satu hati dalam kasih persaudaraan yang mendalam. Dalam Yesus, kita semua dipersatukan sebagai saudara.

Pengalaman live in menjadi momen yang sangat berharga karena membuka ruang untuk saling berbagi: kisah hidup panggilan sebagai biarawan/biarawati, serta pengalaman rohani umat di lingkungan. Percakapan yang terjadi tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga menghadirkan sukacita tersendiri karena setiap orang saling meneguhkan dan mendukung dalam kesatuan doa. Meskipun dinamika di lingkungan lebih banyak dihadiri oleh umat yang lebih tua, para peserta tetap merasakan keterlibatan dan penerimaan penuh.

Mereka percaya bahwa kaum muda telah menjadi bagian tak terpisahkan dari komunitas umat. Dalam perjumpaan yang sederhana ini, setiap pribadi mengalami sentuhan kasih Yesus yang memanggil secara pribadi dan unik. Suatu pengalaman yang membekas di hati membawa kedamaian dan sukacita sejati.

Menyongsong Masa Depan dengan Harapan

Minggu Panggilan ke-62 di Paroki Maria Marganingsih Kalasan bukan sekadar rangkaian acara, tetapi sebuah peziarahan batin dan sosial, menyentuh relung terdalam umat untuk mengenal, mencintai, dan menanggapi panggilan Tuhan. Dengan semangat “Peziarahan Harapan dari Hati ke Hati”, Gereja mengajak seluruh umat, terutama kaum muda, untuk berani berkata “ya” kepada rencana Tuhan yang penuh kasih.

Dalam dunia yang semakin kompleks, panggilan menjadi jawaban akan kerinduan manusia akan makna hidup dan pelayanan yang sejati. Minggu Panggilan ini menjadi suara yang lembut namun kuat, mengingatkan kita bahwa Gereja membutuhkan pekerja-pekerja yang siap menuai tuaian besar. Maka, dukungan doa, dan pendampingan dari seluruh umat menjadi sangat penting, agar benih-benih panggilan tumbuh dan berbuah dalam pelayanannya bagi Gereja dan pelayanan kasih-Nya di tengah dunia.

Ditulis Oleh : Br. Remigius, CSA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *