KOMSOS-GMMK. Rabu, 24 November 2021 pukul 18.00 Gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan menjadi tuan rumah pelaksanaan Ekaristi Kaum Muda sekaligus menjadi perayaan Hari Orang Muda Sedunia (HOMS) yang ke-36. HOMS dirayakan setiap tahun oleh Gereja Katolik untuk mendekatkan para kaum muda Katolik agar selalu menjalin relasi antar kaum muda khususnya se-Keuskupan Agung Semarang.
Hari Orang Muda Sedunia atau disingkat HOMS selalu dirayakan setiap tahunnya oleh Gereja Katolik. Untuk memeriahkan HOMS tahun 2021 ini, Paroki Maria Marganingsih Kalasan merayakannya dengan menggelar Ekaristi Kaum Muda (EKM) untuk mempersatukan kaum muda di Keuskupan Agung Semarang, terlebih Orang Muda Katolik (OMK). Hal tersebut bertujuan untuk mempertemukan kaum muda se-Keuskupan Agung Semarang (KAS). Meskipun dirayakannya dalam lingkup Kevikepan Yogyakarta, orang-orang muda Katolik yang berasal dari luar Yogyakarta bisa turut serta dalam Perayaan HOMS secara offline.
Sekitar 320an Orang muda katolik berkumpul menjadi satu dalam misa Ekaristi Kaum Muda (EKM) tersebut. Dalam pelaksanaan misa EKM, protokol kesehatan tetap diberlakukan. Pihak gereja juga menyediakan tempat untuk mencuci tangan, cek suhu, dan hand sanitizer. Perayaan EKM dipimpin oleh 8 Romo dengan selebran utama Rm. AR. Yudono Suwondo, Pr. (Vikep Jogja Barat). Rm Suwondo didampingi didampingi oleh Rm Heribertus Budi Purwantoro, Pr. (Ketua UPPKM KAS), Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr. (Pastor Paroki Maria Marganingsih Kalasan), Rm Vincentius Yudho Widianto, Pr. (Komkep Jogja Timur), Rm Kristoforus Rhesa Alem Pramudita, Pr. (Komkep KAS-Komkep Jogja Barat), Rm. Bonifatius Dwi Yuniarto Nugroho, Pr. (Komkep Kedu), Rm. Octavianus Eka Novi, Pr. (Komkep Surakarta), dan Rm Yoseph Didik Mardiyanto, Pr. (Komkep Semarang).
Paduan suara atau kor yang mengiringi berasal dari stasi Maguwo yakni St. Mikael dan dibawakan dengan penuh sukacita dengan jumlah personil yang cukup banyak. Homili disampaikan oleh Rm Kristoforus Rhesa Alem Pramudita, Pr. dan teman-teman muda nampak sangat bersemangat dalam mengikuti homili Rm Resha. Antusiasme kaum muda menanggapi homili yang dibawakan oleh Rm. Resha menciptakan suasana hangat, menyenangkan, dan cair. Perayaan misa EKM berjalan dengan lancar sampai akhir.
Perayaan ekaristi diakhiri dengan sangat meriah. Para kaum muda juga bertukar sapa, saling mengenal dengan yang lain dan dari situlah timbul relasi antar kaum muda Katolik untuk membangun gereja yang lebih menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan toleransi antar umat beragama. Dari misa itu juga diharapkan agar orang muda se-Keuskupan Agung Semarang memiliki semangat yang membara untuk mewartakan kasih dan menjadi saksi. Hal ini sesuai dengan tema HOMS ke-36 tahun 2021 yaitu “Berdirilah, Aku menetapkan engkau menjadi saksi tentang sesuatu yang engkau lihat (Kisah 26:16)”
Diwawancarai secara khusus oleh KOMSOS-GMMK sesudah berakhirnya perayaan ekaristi, Rm Kristoforus Rhesa Alem Pramudita, Pr. atau lebih akrab dipangil Romo Rhesa menyampaikan kesan positif terhadap kehadiran dan partisipasi kaum muda Katolik dalam perayaan ekaristi.
“Saya merasa tersemangati oleh teman-teman muda, banyak sekali tadi yang datang di misa. Perkiraan sekitar 320an orang muda yang turut dalam misa Hari Orang Muda Sedunia yang dilaksanakan di Gereja Kalasan. Wah Gerejanya bakal bagus nih. Seperti ada harapan baru karena banyak anak-anak muda hadir,” ungkap Rm Resha.
Berikut hasil wawancara selengkapnya dengan Rm Resha.
Komsos GMMK: Apa harapan romo terhadap kaum muda?
Rm Resha: Harapanku ada 3 kata kunci. Kaum muda mempunyai kuasa dalam dirinya, yakni “Besar, Kuat dan Perkasa”. “Besar” artinya punya niat yang besar, punya kemampuan untuk pengendalian diri. Mereka tidak hanya aktif di luar gereja saja namun juga mau aktif di dalam lingkup gereja. Yang kedua, “kuat”, yakni kuat dalam menjaga imannya, tidak mudah tergoda dengan yang lain dan juga punya kekuatan untuk membantu temen-teman muda yang lain. Dan yang ketiga “perkasa”. Perkasa artinya bahwa orang muda Katolik itu harus tangguh, gak cengeng, dan solutif.
KOMSOS-GMMK. Apa yang sebenarnya perlu dibenahi dari kaum muda sesuai harapan Gereja?
Rm Resha: Perspektif mereka sih yang harus dibenahi, dalam artian orang muda selalu menganggap seperti ini “Ah besok ajalah kalo udah abis kerja baru aktif gereja” Nah itu harus diubah mindset-nya, karena orang muda itu subjek dan bukan objek. Mereka yang mestinya berperan.
KOMSOS-GMMK. Gimana sih sebenarnya menumbuhkan militanisme Katolik dari kalangan kaum muda?
Rm Resha: Mestinya ada pendamping OMK. Karena kebanyakan OMK itu berdiri sendiri. Sehingga peran pendamping itu menjadi penting, mungkin bisa dari romo parokinya sendiri atau bahkan romo memilih pendamping OMK di tingkat paroki dan wilayah. Perlu memilih pendamping OMK yang bisa merangkul kaum muda.
KOMSOS-GMMK; Program apa sih yang sebenarnya sudah atau akan dijalankan KAS/kevikepan utk menggerakan kaum muda?
Rm Resha: Sebenenarnya sudah banyak sekali programnya seperti Fordas (Formasi Dasar) yang biasanya dilaksanakan di Wisma Salam. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengajak temen-temen muda untuk menemukan passion-nya mereka sebenarnya dimana. Ada juga kegiatan Wastupono untuk para pendamping OMK, dan Lingkar Passion.
KOMSOS-GMMK: Potensi apa yang dilihat oleh gereja dari kalangan kaum muda yang layak dikembangkan demi pengembangan Gereja?
Rm Resha: Kreatifitas, cara mereka untuk terus-menerus mau belajar. Memang sering terjadi kesenjangan antara kaum tua dengan kaum muda. Kita perlu melihat teman-teman muda yang dinilai memiliki potensi dalam kepemimpinan. Nah orang-orang yang seperti itu perlu didampingi untuk mistagogi. Mistagogi adalah pendampingan setelah menerima sakramen seperti komuni dan krisma.
KOMSOS-GMMK Apa sih yg selalu manarik dari kaum muda?
Rm Resha: Kaum muda itu seksi he he he bila dilihat dari cara berpikir, cara mengambil keputusan meskipun sering gegabah tapi itu malah membuat letupan-letupan semangat tersebut jadi teramat seksi. Selalu ada hal baru, pemikiran segar, dan letupan-letupan emosi yang tidak tertata itu dan tugas pendamping adalah untuk menata letupan-letupan emosi tersebut.
Begitulah, orang muda Katolik sebenarnya mempunyai potensi besar dan bila mendapatkan pendampingan yang tepat, maka akan memunculkan harapan baru terhadap masa depan Gereja. Harapan Romo Resha ini sejalan dengan apa yang disampaikan Paus Fransiskus pada Hari Pemuda Sedunia XXXVI, 21 November 2021.
“Anak muda, betapa besar potensi yang Anda miliki di tangan Anda! Betapa besar kekuatan yang Anda miliki di dalam hati Anda!” (Paus Fransiskus)
Hari ini juga, Tuhan berkata kepada Anda masing-masing: “Bangunlah!” Saya sangat berharap bahwa Pesan ini dapat membantu kita mempersiapkan diri untuk zaman baru dan halaman baru dalam sejarah umat manusia.
Liputan oleh Gabriela Dea Wahyu Widiastuti (Dea) dan foto oleh Pipit.