KOMSOS-GMMK. Jumat tanggal 15 April 2022 umat katolik merayakan hari Jumat Agung untuk mengenang sengsara dan wafat Yesus. Di tengah panasnya terik matahari siang itu, umat katolik dari wilayah St Theodosius Cupuwatu dan wilayah St Yusuf Juwangen Paroki Maria Marganingsih Kalasan mulai memadati area gereja untuk mengikuti Ibadat Jumat Agung. Terlihat pula hampir semua umat yang datang membawa salib kecil dari rumah masing-masing. Dengan tetap mengikuti alur masuk dan juga protokol kesehatan yang sudah disiapkan oleh panitia, umat mulai memasuki gedung gereja dengan diarahkan oleh para petugas Tata tertib.
Walau dalam suasana terik siang itu, semua umat tetap menjaga suasana hening saat memasuki gereja, tanpa ada lagu pembuka yang mengiringi, juga altar yang kosong tanpa dekorasi, tanpa lilin juga segala pernak-perniknya. Hal ini dilakukan sebagai simbol bahwa semua sedang berduka karena Wafat Kristus. Perayaan Jumat agung hari itu dimulai pukul 13.00 WIB dan dipimpin oleh Romo Adrianus Maradiyo, Pr. Di awal misa Romo Maradiyo mengajak umat yang hadir untuk merenungkan sejenak tentang Cinta Kasih Allah yang kekal dalam diri Yesus Kristus sampai Ia rela menyerahkan hidup-Nya untuk kita yang berdosa, sehingga kita semua bisa memperoleh keselamatan.
Untuk pasio kali ini dibawakan oleh Galih (Pilatus), Aurel (Narator), Sekar (Narator) dan Raka (Yesus). Para pembaca pasio sangat mendalami perannya masing-masing dan berlatih sangat serius. Saat doa umat meriah, Romo Maradiyo juga turut mendoakan untuk mereka yang menjadi korban peperangan khususnya para penduduk Ukraina yang tidak berdosa yang harus merayakan Paskah dalam suasana mencekam karena perang yang terjadi di sana. Dari segala keprihatinan yang terjadi gereja tetap berusaha hadir di tengah umatnya. Setelah pemberkatan salib umat, ibadat Jumat Agung dilanjutkan dengan penerimaan komuni.
Jumat Agung adalah perayaan besar bagi umat Katolik, juga merupakan salah satu rangkaian dari Tri Hari Paskah Suci setelah Kamis putih dan sebelum Hari Paskah. Jumat Agung juga memiliki kisah sendiri di balik itu yakni ketika Yesus diperlakukan secara tidak adil, disiksa dan didera secara tidak manusiawi hingga wafat di kayu Salib, namun semua itu sudah tertulis di kitab para nabi bahwa Dia harus mati untuk bangsaNya sendiri. Dengan melalui kematianNya di kayu salib, Yesus telah menyelamatkan manusia serta mendamaikan manusia dengan Allah Sang pencipta.
Foto: Veve dan Bima