KOMSOS-GMK. Perayaan Kamis Putih di gereja Maria Marganingsih Kalasan pada misa kedua berlangsung pada pukul 19:00 dan dipimpin oleh Rm. Vincentius Yudho Widianto, Pr. Romo yang berperawakan tinggi besar dan lahir pada tanggal 8 Juli 1985 ini mengajak umat untuk membangun komunitas kasih. Perayaan ekaristi ini juga disiarkan secara live-streaming.
Dalam kotbahnya Romo Yudho yang berasal dari Paroki Santo Yakobus Bantul menjelaskan bahwa perayaan Kamis Putih sejatinya mengenangkan dua hal yakni penetapan ekaristi dan kisah pembasuhan kaki. Bacaan pertama dan kedua berbicara tentang pengenangan ekaristi sedangkan bacaan injil fokus pada kisah pembasuhan kaki.
Romo Yudho menjelaskan pula bahwa saat pembasuhan kaki, Yudas masih berada di sekitar Yesus karena kisah pembasuhan kaki ini berada di depan kisah Yesus yang memperingatkan Yudas.
“Bagi saya kisah ini menarik karena Yudas pun dibasuh kakinya oleh Yesus. Yudas yang sudah berpikiran hal buruk untuk mengkhianati Yesus pun dibasuh oleh Yesus. Yesus tahu bahwa Yudas akan mengkhianati Yesus, tetapi toh Yesus tetap membasuh kaki Yudas.” (Rm Yudho)
Ini artinya kita diajak pula untuk membasuh kaki siapa saja, tidak hanya orang yang kita sukai, tidak hanya orang yang dekat kepada kita, meskipun tentunya ini tidak mudah. Inilah teladan dari Yesus yakni agar kita saling membasuh kaki siapa saja. Ini juga menuntut sikap rendah hati dan ini sesuai dengan ajaran Yesus, “ Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu?” (Lukas 6:33)
Romo Yudho yang masuk seminari selepas SMA ini juga menjelaskan bahwa kita semua diajak untuk membangun komunitas kasih yakni paguyuban yang saling membagikan kasih.
Romo berharap keluarga-keluarga meneladan apa yang dilakukan Yesus yakni agar anggota keluarga saling membasuh kakinya agar kita belajar saling melayani sebagaimana Yesus yang membentuk paguyuban dan komunitas kasih dengan berbagi kasih dengan teladan pembasuhan kaki.
Dalam peringatan Kamis Putih kita diajak pula untuk merenungkan apakah dalam komunitas, kita sudah membagikan kasih atau belum, apakah kita sudah menjadi pribadi yang membangun atau merekatkan. Atau sebaliknya, kita menjadi pribadi yang merusak, memisahkan dan memecah belah.
Mari kita terus berusaha menjadi murid Kristus yang mau membangun komunitas kasih, dan menjadi pribadi yang mau membagi kasih dalam keluarga, lingkungan dan masyarakat.