“Tinggallah dalam Aku dan Aku di dalam kamu” (Yohanes 15:4)
Kalasan – Suasana gereja tampak berbeda pada Minggu, 22 Juni 2025. Dengan wajah berseri dan pakaian putih bersih Sebanyak 125 anak dari berbagai lingkungan di Paroki Maria Marganingsih Kalasan mengikuti rangkaian penerimaan Sakramen Ekaristi Pertama selama beberapa bulan terakhir. Rangkaian kegiatan ini menjadi bagian penting dalam pembinaan iman anak-anak agar semakin mengenal, mencintai, dan menerima Yesus dalam rupa roti dan anggur. Adapaun rangkaian penerimaan komuni pertama tersebut setelah delapan bulan mereka di damping antara lain:
1. Rekoleksi Anak dan Orang Tua – 7 Juni 2025
Rangkaian dimulai dengan rekoleksi bersama orang tua dan calon komuni pertama yang diselenggarakan pada Sabtu, 7 Juni 2025 dari jam 08.00 – 13.00 di Scholastikat SCJ. Tema rekoleksi “Keluargaku: Sekolah Iman dan Kehidupan” mengajak orang tua untuk menyadari peran utama mereka dalam menanamkan iman sejak dini di dalam keluarga dan keluarga Adalah tempat pertama dan utama dalam menanamkan iman dan nilai kehidupan, yang diisi oleh dosen psikolog Sadhar Dr Victorius Didik Suryo dan Rm Marwoto, SCj.
Sementara itu, anak-anak diajak merenungkan pentingnya menerima Ekaristi dan belajar mencintai Yesus dalam sakramen. Kegiatan diisi dengan permainan iman, doa, dan adorasi singkat yang diisi oleh suster Erna RMI, Sr Ucha RMI dan postulant RMI dengan tema “Yesus Sahabatku”. Rekoleksi ditutup dengan misa sebagai peneguhan atas apa yang didapat.
2. Ujian Tulis dan Peneguhan Iman – 15 Juni 2025
Sebagai bentuk pemantapan, anak-anak mengikuti ujian tulis mengenai pemahaman dasar iman Katolik, khususnya tentang Sakramen Ekaristi dan materi yang didapat selamat delapan bulan pendampingan. Kegiatan dilanjutkan dengan peneguhan iman oleh tim katekis dan Romo FX Murdi Susanto Pr, yang memberi motivasi dan berkat agar anak-anak semakin siap secara rohani dan intelektual, anak-anak di ajak memahami dari lagu Ekaristi Puncak Hidupku.

3. Sakramen Rekonsiliasi – 19 Juni 2025
Sebelum menyambut Komuni Pertama, para calon penerima terlebih dahulu mengikuti Sakramen Tobat atau Rekonsiliasi, di awali dengan ibadat tobat yang dipimpin oleh prodiakon paroki Bp Agus. Dalam suasana tenang, tegang, takut dan penuh syukur, anak-anak satu persatu masuk ke ruang pengakuan dosa untuk mengaku dosa yang pertama kalinya. Bersama tiga romo paroki Rm Antonius Dadang H, Pr, Rm FX Murdi Susanto, Pr dan Rm Yohanes Ngatmo, Pr anak-anak merasakan pengampunan serta kasih Allah secara nyata. Ini menjadi pengalaman rohani yang mendalam dan membekas bagi mereka.
4. Glasi Bersih – 20 Juni 2025
Dalam rangka mempersiapkan anak-anak secara teknis dan liturgis agar mengikuti Misa Penerimaan Komuni Pertama dengan tertib, khidmat, dan penuh penghayatan. Anak-anak di beri pemahaman dan latihan menyeluruh tentang sikap tubuh, tata perarakan, tata cara penerimaan Komuni, dan keterlibatan dalam liturgi.
5. Penerimaan Komuni Pertama – 22 Juni 2025
Puncak rangkaian adalah Perayaan Ekaristi Komuni Pertamabertepatan dengan Hari Raya Tubuh darah Kristus yang diselenggarakan dengan penuh syukur dan meriah pada Minggu, 22 Juni 2025 di gereja Maria Marganingsih Kalasan sejumlah 102 anak yang di pimpin oleh Romo Antonius Dadang H, Pr dan gereja Maria Bunda Allah Maguwo sejumlah 23 anak yang di pimpin oleh romo Yohanes Ngatmo Pr. Anak-anak mengenakan busana putih sebagai lambang hati yang bersih dan suci, memakai hiasan rambut untuk Perempuan terlihat cantik seperti malaikat. Arak-arakan penerima komuni pertama masuk ke gereja dengan penuh khimat, tetesan air mata, haru penuh Syukur terlihat di wajah orang tua yang menyaksikan anaknya berjalan masuk gereja untuk menyambut Tubuh Kristus yang pertama kalinya dalam suasana hening dan haru.

Banyak orang tua menyampaikan rasa syukur dan haru, melihat anak-anak mereka menerima Yesus dalam Ekaristi. Tim katekis juga mengungkapkan sukacita karena anak-anak menunjukkan perkembangan iman dan kedisiplinan selama masa persiapan.
“Saya sangat bersyukur. Ini adalah momen penting dalam hidup anak saya. Semoga dia terus setia mengikuti Yesus,” ujar salah satu orang tua peserta dengan mata berkaca-kaca.
Bagi para katekis dan pendamping, rangkaian ini menjadi bukti nyata bahwa iman tumbuh melalui proses yang melibatkan keluarga, Gereja, dan komunitas. Pembinaan tidak berhenti di Komuni Pertama. Sebaliknya, ini adalah langkah awal menuju kedewasaan iman yang terus perlu dipupuk.
“Kami berharap anak-anak tetap rajin mengikuti Ekaristi dan aktif dalam kegiatan Gereja,” tutur salah satu katekis yang telah mendampingi sejak awal.
“Ini bukan akhir, tapi justru awal dari perjalanan iman mereka. Semoga mereka tetap tekun dan bertumbuh di dalam Tuhan,” ujar salah satu katekis.
Dengan selesainya rangkaian ini, Gereja berharap anak-anak terus dibimbing oleh keluarga dan komunitas lingkungan agar tetap rajin mengikuti Ekaristi setiap minggu dan menumbuhkan iman yang hidup dan penuh kasih. Semoga mereka sungguh menjadi murid Kristus yang setia dan gembira.