Ziarah menjadi tradisi yang kita lakukan sebagai umat Katolik. Tindakan ziarah ini menjadi bagian dari refleksi hidup kita, ketika kita beranjak dari satu tempat menuju tempat lain yang ditujunya. Hasrat dan perjalanan dalam peziarahan menunjukkan pada kondisi kita, yang di satu sisi menghadapi pergulatan hidup. Sisi yang lain, kita mengalami keterarahan kepada sosok Ilahi yang dikuduskan atau tokoh yang dihormati. Tarik menarik antara dua sisi tersebut menuntut kita untuk terus menerus mencari makna, memperoleh peneguhan atau bahkan jawaban atas yang dialaminya. Dalam prosesi demikian, kita bisa merenungkan pengalaman hidup yang dibingkai oleh iman kristiani.
Motivasi umat untuk melakukan ziarah beraneka ragam. Seorang melakukan ziarah barangkali nggayuh penebusan dosa, mengucap syukur, ngupadi kasarasan, (sekadar) melakukan perjalanan dan petualangan rekreatif, atau bahkan sebatas selebrasi; anut grubyuk, supaya tidak dianggap “kuper” oleh orang di sekitarnya. Terlepas dari berbagai motivasi yang muncul tersebut, praktek ziarah tampaknya menjadi kegiatan yang cukup diminati.
Dalam prakteknya, ziarah pun dibarengi dengan munculnya berbagai tempat-tempat ziarah. Kita mengenal dan pernah mengunjungi Gua Maria Lourdes di Sendangsono, Kalibawang, Kulonprogo; Candi Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul; Gua Maria Lourdes, Pohsarang, Semen, Kediri; dan Gua Maria Kerep, Ambarawa. Kerapkali, tempat-tempat ziarah itu menyediakan sarana-sarana, baik dari penyediaan alat transportasi, akomodasi, konsumsi atau bahkan pelayanan rohani yang merak ati bagi peziarah. Dengan demikian, peziarah serasa dimudahkan untuk melangsungkan peziarahannya.
Tindakan ziarah memang terkait erat dengan pribadi peziarah dan motivasinya, tempat ziarah dan fasilitas yang disediakan serta tatacara atau ritual yang terjadi dalam ziarah itu sendiri. Toh demikian, ziarah kita seyogianya tetap menjadi salah satu bagian pengolahan jiwa dan raga kita. Ziarah menjadi sarana untuk semakin merasakan dan menemukan penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Ziarah jiwa, ziarah raga.***