KOMSOS-GMMK. Pada Rabu, 9 Oktober 2024, sebanyak delapan puluh lima warga RT.03 dan RT.04 Dusun Brintikan Tirtomartani Kalasan Sleman berkumpul di kediaman Suratman untuk mengikuti doa bersama bagi leluhur. Kegiatan ini diprakarsai oleh Yoseph Supriyo, seorang warga asli Brintikan yang kini berdomisili di Lampung karena tugas sebagai guru. Yoseph, yang pernah menjabat sebagai prodiakon di Paroki St. Yusup Pekerja Tulang Bawang, memimpin doa arwah bagi leluhur dengan menggunakan doa Katolik yang diambil dari buku Puji Syukur Nomor 169. Doa dilanjutkan dengan Doa Bapa Kami dan Salam Maria. Selain itu, turut hadir 10 umat Katolik yang merupakan warga RT.03 dan RT.04 Dusun Brintikan serta anggota Lingkungan St. Bartolomeus, yang mendukung acara tersebut.

Setelah doa Katolik selesai, acara dilanjutkan dengan doa secara agama Islam yang dipimpin oleh ustad Widodo. Kegiatan ini menjadi contoh nyata dari toleransi antar umat beragama yang terjaga di Dusun Brintikan. Meskipun memiliki perbedaan agama, warga setempat bersatu dalam menghormati dan mendoakan leluhur mereka, menunjukkan bahwa doa untuk orang yang telah meninggal adalah wujud kasih sayang dan penghormatan. Momen ini juga menggambarkan pentingnya menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama, serta menghargai perbedaan sebagai bagian dari kekayaan budaya dan sosial.

Melalui kegiatan ini, warga Dusun Brintikan tidak hanya memperlihatkan solidaritas, tetapi juga mempererat hubungan antar agama dengan mengedepankan nilai-nilai cinta, pengharapan, dan perdamaian. Dengan demikian, kegiatan ini menjadi contoh yang baik untuk masyarakat yang majemuk, mengajarkan bahwa perbedaan adalah hal yang indah dan memperkaya kehidupan bersama dalam harmoni.