Misa Perutusan Remaja SOMA Paroki Maria Marganingsih Kalasan 

Pada Minggu, 17 November 2024, Gereja Maria Marganingsih Kalasan menjadi saksi sebuah momen yang penuh makna dalam perjalanan iman para remaja yang telah menjalani program “Sekolah Kaderisasi” (School Of Missionary Animators/SOMA). Misa perutusan yang berlangsung dari pukul 15.30 hingga 18.30 WIB dipimpin oleh Romo Paroki Antonius Dadang Hermawan, Pr. Selaku romo paroki sekaligus pelindung dari para remaja dan pendamping SOMA,  dihadiri oleh para ketua lingkungan serta ketua wilayah yang merupakan tempat asal para remaja SOMA yang terlibat. Suasana penuh sukacita dan kegembiraan terasa dalam gereja, dengan wajah-wajah ceria yang memancarkan kebanggaan dan semangat baru.

Misa Perutusan: Langkah Baru dalam Perjalanan Iman Remaja

Acara ini bukan hanya sekadar misa perutusan biasa, tetapi juga menjadi puncak dari perjalanan panjang yang telah dilalui oleh para remaja SOMA. Para remaja yang terlibat dalam program ini telah mengalami transformasi spiritual yang mendalam melalui empat tahap pembelajaran yang mereka jalani yakni SOMA 1, 2, 3, dan 4. Misa ini menjadi titik awal bagi mereka untuk diutus sebagai pembawa terang dan garam dunia, siap menjadi pemimpin di tengah masyarakat, dan memberi teladan bagi sesama.

Rangkaian acara diawali dengan sambutan penuh semangat dari Ketua Panitia dan Kepala Bidang Pewarta, yang memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung perjalanan SOMA ini. Dalam sambutannya, mereka menekankan betapa pentingnya peran setiap remaja dalam membangun gereja dan masyarakat melalui tindakan nyata dan kesaksian iman. Setelah itu, suasana semakin mengharu biru ketika para remaja satu per satu berbagi pengalaman dan refleksi mereka selama mengikuti proses SOMA. Dengan penuh perasaan, mereka mengungkapkan bagaimana setiap tahapan dalam SOMA telah mengubah hidup mereka, memperkaya iman mereka, dan membekali mereka dengan nilai-nilai kehidupan yang tak ternilai harganya.

Refleksi Perjalanan Iman: Dari Proses Pembelajaran hingga Penemuan Diri

Salah satu momen yang paling mengesankan dalam misa perutusan ini adalah saat para remaja membagikan refleksi mereka mengenai perjalanan mereka selama mengikuti SOMA. Setiap tahap dari proses ini memberi mereka pelajaran berharga yang mendalam dan membentuk karakter mereka. Berikut adalah ringkasan refleksi mereka yang menggugah hati:

SOMA 1: Menemukan Syukur dalam Kehidupan

Pada tahap pertama SOMA, para peserta belajar untuk bersyukur atas hidup mereka dan mulai memahami siapa diri mereka sebenarnya sebagai ciptaan Allah. Mereka mengungkapkan rasa terima kasih atas kesempatan untuk mengenal diri mereka lebih dalam dan menemukan semangat baru dalam bergaul dengan teman-teman seiman. Banyak diantara mereka yang merasa lebih percaya diri, tidak lagi merasa terasing, dan mampu membuka hati untuk berteman dengan siapa saja tanpa membandingkan diri dengan orang lain.

Salah satu peserta berbagi pengalaman, “SOMA mengajarkan saya untuk lebih bersyukur atas segala yang Tuhan beri. Saya jadi bisa lebih menerima diri saya, tidak takut menjadi diri sendiri, dan merasa bangga dengan siapa saya” ungkapnya.

SOMA 2: Mengasah Kepemimpinan dan Solidaritas

Pada SOMA 2, para remaja mulai dihadapkan pada tantangan yang lebih besar: mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Mereka dilatih untuk memimpin dan bekerja sama dalam tim, sekaligus mengasah rasa solidaritas di antara mereka. Program ini juga mengajarkan mereka untuk tidak takut berinteraksi dengan orang lain, bahkan dengan teman-teman yang mungkin memiliki latar belakang berbeda.

“SOMA 2 membuat saya lebih berani untuk berbicara dan menjadi pemimpin yang menginspirasi,” kata salah seorang remaja dengan penuh percaya diri. “Saya belajar untuk mengasah kepemimpinan saya, dan yang terpenting, untuk bisa bekerja sama dengan orang lain demi tujuan bersama.”

SOMA 3: Menjadi Garam dan Terang di Dunia

Pada tahap ketiga, para remaja diajak untuk lebih peduli terhadap orang lain dan mulai melakukan tindakan nyata yang bisa memberikan dampak positif di sekitar mereka. Program ini mengajarkan mereka arti sesungguhnya menjadi “garam dan terang” bagi dunia. Mereka dilibatkan dalam aksi sosial seperti membersihkan SLB Sayap Ibu dan melayani di Sekolah Minggu. Aktivitas ini membuka mata mereka tentang pentingnya pelayanan kepada sesama, serta bagaimana mereka bisa menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.

“SOMA 3 mengajarkan saya untuk lebih peduli dan peka terhadap kebutuhan orang lain,” ujar salah seorang peserta. “Saya semakin menyadari bahwa kita bisa menjadi terang di dunia ini dengan tindakan kita, meskipun kadang kecil, namun penuh arti.”

SOMA 4: Menjadi Animator yang Siap Diberdayakan

Pada tahap terakhir, para peserta benar-benar dipersiapkan untuk menjadi pemimpin di gereja dan masyarakat. Mereka belajar menjadi animator, bukan hanya sebagai pemimpin yang memberikan contoh, tetapi juga sebagai pribadi yang siap berkorban dan melayani dengan kasih. Mereka mengerti bahwa untuk menjadi seorang animator yang baik, mereka harus memiliki kepedulian yang tulus terhadap sesama, siap mendengarkan, dan memberikan diri mereka sepenuhnya untuk pelayanan.

“SOMA 4 mengajarkan saya untuk lebih berani berpendapat dan bertindak. Saya tidak lagi takut untuk memimpin, dan saya semakin percaya bahwa saya bisa memberi dampak positif bagi orang lain,” kata seorang remaja dengan penuh keyakinan.

Harapan dan Semangat Baru: Menjadi Teladan di Tengah Masyarakat

Di akhir acara, para remaja SOMA ini diutus untuk menjalani tugas mereka sebagai pemimpin muda yang siap mengabdi kepada gereja dan masyarakat. Dengan semangat yang membara, mereka berkomitmen untuk tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga untuk menjadi pelopor dalam membawa perubahan positif, khususnya di kalangan remaja Katolik.

Sebelum acara ditutup, Romo Antonius Dadang Hermawan memberikan doa perutusan yang penuh harapan, agar para remaja dapat terus berjalan dengan iman yang kuat, menjadi garam dan terang bagi dunia, dan berani menghadapi tantangan hidup sebagai anak-anak Tuhan yang setia.

“Saya percaya, kalian semua adalah pemimpin masa depan gereja ini,” kata Romo Dadang. “Tugas kalian adalah menjadi contoh hidup yang baik, membawa cinta kasih di sekitar kalian, dan menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai yang telah kalian pelajari dalam SOMA.”

Misa Perutusan yang Menginspirasi

Misa perutusan ini bukan hanya sebuah perayaan, melainkan sebuah langkah penting dalam perjalanan iman para remaja SOMA. Dengan semangat yang baru, mereka siap mengemban tugas mereka sebagai pemimpin muda yang penuh kasih dan komitmen. Para remaja ini tidak hanya dibekali dengan pengetahuan tentang iman Katolik, tetapi juga dengan keberanian, kepemimpinan, dan rasa solidaritas yang akan membantu mereka menjadi teladan yang baik bagi sesama.

Melalui program SOMA, mereka telah tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang lebih kuat, lebih berani, dan lebih siap untuk menghadapi dunia dengan hati yang penuh kasih. Misa perutusan ini adalah bukti nyata dari perubahan besar yang telah terjadi dalam hidup mereka, dan merupakan awal dari sebuah perjalanan panjang yang penuh arti di tengah gereja dan masyarakat.

Penulis : Ve Allessandra Nahini

Gabriela Dea Wahyu Widiastuti

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *