Saat mau tidur, si Wawan kecil diajak oleh orang tuanya untuk berdoa kepada Malaikat Pelindung. “Malaikat Pamomong, mugi kersa ngamping-ngampingi, nuntun, njangkung, lan njagi lampahing gesang kawula” (Malaikat Pelindung, semoga engkau berkenan mendampingi, menuntun, melindungi, dan menjaga hidup kami). Begitulah doa Wawan setiap malam, saat sebelum tidur. Lalu ia merasa damai dan tenang, serta dapat tidur dengan pulas.
Doa kepada Malaikat Pelindung adalah salah satu doa devosi yang amat disukai umat Katolik (lih. PS 218).

Dalam doa ini, dimohonkan agar malaikat pelindung melindungi kita dari segala mara bahaya dan terutama agar kita tidak pernah dipisahkan dari Tuhan. Malaikat adalah utusan dari Tuhan untuk melindungi kita. Tuhan Yesus sendiri bersabda tentang perlindungan para malaikat pada setiap anaknya:
“Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anakanak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga” (Mat. 18:10). Kemudian, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, “Sejak masa anak-anak sampai pada kematiannya, malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan perlindungan dan doa permohonan” (KGK 336). Santo Basilius, yang wafat pada tahun 379, pernah menegaskan, “Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya  menghantarnya kepada kehidupan.” Gereja merayakan Pesta Para Malaikat Pelindung setiap tanggal 2 Oktober.
Marilah kita tidak lupa berdoa untuk memohon perlindungan para malaikat kita. Jangan sampai kita hanya bangga karena mempunyai anak-anak yang sudah pintar berbahasa Inggris dan masuk ranking di kelas, tetapi kita lupa melatih dan membiasakan mereka dengan doa-doa tradisi Katolik yang sangat bagus ini.

#sekolah liturgi