KOMSOS-GMK. Api unggun mengawali Misa Malam Paskah di gereja Katolik, sebagaimana hal ini juga dilakukan umat Gereja Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan.
Sekitar 1300 umat hadir mengikuti Misa Malam Paskah yang dilaksanakan pada hari Sabtu (20/4/2019).
Api unggun untuk menyalakan api lilin yang diberkati Imam dilakukan di halaman atau di luar gereja.
Pada upacara cahaya ditegaskan bahwa Kristus adalah cahaya dunia, sebagai alfa dan omega. Api dari lilin besar seterusnya dibagikan kepada lilin-lilin yang dipegang oleh setiap umat, sebagai lambang saling berbagi terang Kristus dan cinta kasih Allah yang menyelamatkan. Simbol kehadiran Allah di tengah-tengah umat. Ini mengenang tiang api yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Pada Malam Paskah gereja berjaga dalam doa (vigili) dengan merayakan liturgi agung untuk mengenang saat-saat Tuhan bangkit dari kematian.
Romo Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr dalam kotbahnya mengatakan bahwa sebagai murid Yesus kita dikembalikan seperti pada awal kita dibaptis. Kita mencanangkan kembali sebagai murid-murid Yesus. Romo mengajak semua umat untuk mengubah cara pandang dan hidup dalam bermasyarakat dengan cara saling menghormati satu sama lain, tanpa membedakan sekat agama serta suku dan asal usul. Namun yang menjadi prioritas kita adalah saudara-saudara kita yang seiman, tercukupi lebih dulu, barulah kita perhatikan yang lain. Dasar hukum utama ini adalah kasih. Sumber aktivitas kita adalah kasih Allah. Maka untuk itu kita membalas dengan cara melakukan perbuatan atau tindakan yang berkenan pada Allah. Semua ini didasari relasi yang dekat antara kita dan Allah. Terlebih kita harus memperhatikan Kaum Lemah, Miskin, Tersingkir dan Difabel (KLMTD). Secara umum pengertian KLMTD adalah mereka yang “tidak berdaya”. Jadi ini seperti semangat melayani mereka dengan suka cita. Karena kaum lemah itu adalah sesama kita, saudara kita yang butuh sapaan, entah bagaimanapun caranya. Ini sangat tepat dengan semangat tema Malam Paskah yang “Makin Tergerak Untuk Berbagi Berkat”. Hendaklah apa yang kita lakukan sesuai dengan semangat tema di atas.
Di saat kita bersama-sama mengupayakan gereja yang mandiri maka itu artinya kita mengupayakan situasi kehidupan yang diwarnai oleh cinta akan Allah, damai, persaudaraan, dan keharmonisan. Oleh gereja, visi tersebut diwujudkan melalui sedikitnya empat fungsi pelayanan yaitu Liturgia, Diakonia, Koinonia, dan Kerygma.
Sebagai murid Tuhan Yesus kita sudah mendapat kelimpahan berkat. Untuk itu kita jangan berdiam diri. Kita hendaknya juga membagikan berkat Tuhan kepada yang lain. Sehingga penghayatan iman terealisasi dalam tindakan nyata.
Malam Paskah merupakan malam paling indah dari segala malam sepanjang tahun. Malam penuh rahmat bila hendak mengadakan penerimaan Sakramen Pembaptisan Suci. Dan di Malam Paskah ini ada 12 orang yang menerima Pembaptisan Suci. Hendaklah kita bersama-sama mendapat berkat dari Tuhan Yesus melalui air baptis.
Selanjutnya, dalam upacara baptis, selain kita akan bergembira bersama baptisan baru, pada Malam Paskah ini setiap murid Yesus akan memperbaharui komitmen dengan mengulangi janji baptis. Dengan pemercikan air, kita disadarkan kembali akan tugas dan panggilan perutusan kita, menjadi cahaya di tengah masyarakat.
Sebelum perayaan Malam Paskah berakhir, FX. Joko atas nama Dewan Paroki mengucapkan terima kasih kepada sekitar 1300 umat yang hadir, juga ucapan terima kasih kepada Romo Paroki serta secara khusus mengucapkan terima kasih kepada wilayah bertugas di Malam Paskah. Tak lupa ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Camat Prambanan yang didampingi Danramil, Kapolsek, Muspika, dan Lurah, sehingga acara Malam Paskah dapat berjalan dengan lancar dan khidmat.
Selanjutnya Ignatius Suharyono dari Tim Pewarta Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan juga mengucapkan terima kasih dan mengucapkan Selamat Paskah bagi kita semua.
Selamat Paskah 2019. Marilah kita juga bangkit dan jadi lilin yang selalu menyala.