KOMSOS-GMMK. Paroki Maria Marganingsih Kalasan mendapatkan gembala baru mulai 1 Juli 2020 yakni Romo Vincentius Yudho Widianto, Pr. atau lebih akrab dipanggil Romo Yudho. Romo projo KAS asal Paroki Santo Yakobus Bantul yang menggemari genre musik rock ini sebelumnya bertugas sebagai Pastor Mahasiswa untuk Kevikepan Semarang selama 3 tahun dan tinggal di Paroki Katedral Semarang. Sebagaimana dikisahkan kepada KOMSOS-GMMK, benih panggilan menjadi seorang romo berawal dari kisah iwak pitik, sedangkan motto pribadinya saat tahbisan adalah slogan terkenal klub sepakbola Liverpool FC yakni “You will never walk alone”.
Romo Yudho hadir di gereja Paroki Maria Marganingsih Kalasan dan diperkenalkan ke umat oleh Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr dalam perayaan ekaristi off line pada hari Jumat, 17 Juli 2020 yang diperuntukkan bagi para petugas misa. Perayaan ekaristi ini terasa istimewa karena kehadiran Romo Yudho sekaligus menandai pelaksanaan kembali misa offline sejak ditiadakan mulai pertengahan bulan Maret 2020 akibat deraan pandemi. Dalam perayaan ekaristi itu, Romo Yudho juga didampingi Rm Jonathan Billie Cahyo Adi, Pr, teman satu angkatan Rm Yudho.
‘’Saya kali ini didampingi oleh para pembesar,” ucap romo Dadang sambil tersenyum dan melirik Romo Billie dan Romo Yudho yang memang berperawakan gagah dan tinggi besar.
Untuk mengenal lebih dekat sosok Romo Yudho, simak wawancara tertulis KOMSOS GMMK bersama Romo Yudho berikut ini.
- Komsos: Pertama mohon Romo berkenan menceritakan data pribadi romo; nama lengkap, asal, tanggal lahir, hobi dan hal-hal yang Romo sukai (hobi) termasuk makanan favorit, olahraga, music, buku, film, dll
Romo Yudho: Nama lengkap saya Vincentius Yudho Widianto dan biasa dipanggil Yudho. Saya dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 8 Juli 1985. Saya berasal dari Paroki Santo Yakobus Bantul. Sejak kecil saya suka berolahraga terutama sepakbola dan bulutangkis. Untuk musik, saya menyukai musik rock tetapi genre musik yang lain pun tetap bisa mendengarkan. Kalau soal buku, saya suka dengan buku bergambar alias komik.. hehehehe… Saya tidak terlalu suka film horror dan lebih senang menonton film komedi atau action.
- Komsos: Mohon diceritakan tentang keluarga Romo dan apa saja yang membanggakan dari keluarga?
Romo Yudho:Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Bapak saya bernama YB. Wiji Hartono dan ibu saya bernama Anastasia Endang Winarsih. Kedua adik saya bernama Ignatius Dimas Sukma Sadhewa dan Agatha Dhita Widyaningtyas. Yang membanggakan dari keluarga saya adalah keterbukaan kepada siapa saja karena bapak ibu saya mempunyai sikap yang ramah kepada siapa pun, tentu saja yang mempunyai niat baik. Itulah yang juga saya pelajari dalam kehidupan keluarga.
- Komsos: Bagaimana sejarah benih panggilan romo dan bagaimana perjuangan romo menanggapi benih panggilan itu?
Romo Yudho:Panggilan bermula ketika masih kecil dan melalui pengalaman-pengalaman yang sepele. Saat itu saya tertarik menjadi imam karena iwak pithik dan mobil. Ketertarikan itu muncul karena ibu sering masak caos dhahar romo dan diberi lauk iwak pithik sementara lauk untuk saya tempe maka saat itu saya ingin jadi romo agar bisa makan iwak pithik. Demikian juga dengan mobil. Saya hanya berpikir bahwa jadi romo enak karena bisa naik mobil kemana-mana karena saat itu mobil adalah barang yang mewah.
Romo Yudho:Motivasi sederhana tersebut menjadi awal ketertarikan tetapi tidak terlalu saya perhatikan. Hingga pada saat menjadi Misdinar ada ketertarikan lain yakni ingin minum anggur misa. Saat itu, pikirannya ya jadi romo agar bisa minum anggur misa. Motivasi-motivasi sederhana itu yang membuat tertarik menjadi romo. Meskipun demikian, saya baru masuk seminari setelah lulus SMA karena motivasi-motivasi itu tidak terlalu saya perhatikan. Setelah masuk seminari itulah, motivasi dimurnikan terus-menerus dengan pengolahan yang ada. Ada naik turun dalam menjalaninya karena kepribadian saya yang kurang percaya diri. Karena pengolahan itulah, motivasi menjadi lebih baik dan kepribadian juga lebih baik.
- Komsos: Kapan Romo ditahbisan dan apa motto saat ditahbiskan? Siapa saja romo seangkatan?
Romo Yudho:Saya ditahbiskan pada tanggal 7 Oktober 2013 di Seminari Tinggi Kentungan Yogyakarta. Motto tahbisan seangkatan adalah “Lakukanlah yang Baik Bagi Semua Orang”. Kami ditahbiskan bertujuh saat itu yakni Rm. Boni, Rm. Bilie, Rm. Merdi, Rm. Wicak, Rm. Suby, Rm. Palma dan saya sendiri. Secara pribadi saya memilih motto “You’ll Never Walk Alone”. Motto ini saya ambil dari semboyan klub favorit saya Liverpool FC yang secara tepat menggambarkan pengalaman rohani saya tentang Tuhan yang tidak pernah membiarkan saya sendirian.
- Komsos: Mohon diceritakan tentang sejarah penugasan romo sesudah ditahbiskan, kapan dan dimana saja?
Romo Yudho:Setelah ditahbiskan, saya ditugaskan menjadi Romo Vikaris Paroki St. Alfonsus Nandan, Yogyakarta. Saya bertugas di sana selama 15 bulan saja dan berpindah ke Paroki Santa Maria Kartasura sebagai romo vikaris paroki juga. Setelah 2,5 tahun di Paroki Kartasura, saya diminta untuk menjadi Pastor Mahasiswa untuk Kevikepan Semarang dan tinggal di Paroki Katedral Semarang. Setelah 3 tahun menjalani perutusan sebagai pastor mahasiswa, saya mendapat tugas sebagai romo vikaris Paroki Maria Marganingsih Kalasan, per 1 Juli 2020.
- Komsos: Apa yang terbersit dalam pikiran Romo ketika mendapat kabar akan diberi tugas pelayanan baru di Paroki Marganingsih kalasan?
Romo Yudho:Tidak ada pikiran apa-apa sebenarnya karena memang sudah saatnya pindah karena sudah 3 tahun berkarya sebagai pastor mahasiswa. Setiap pindah saya memang tidak terlalu berpikir macam-macam sih karena bagian dari janji ketaatan kepada Bapa Uskup untuk siap diutus kemanapun. Saya jalani saja perutusan dengan sebaik-baiknya.
- Komsos: Apa harapan Romo terhadap umat paroki Kalasan?
Romo Yudho:Apa ya harapannya? Tidak ada harapan khusus sih ya. Mungkin harapan standar saja ya agar bisa menjadi seorang Katolik yang menghayati iman dan mewartakan imannya dalam hidup sehari-hari.
- Komsos: Apa yang selalu menjadi semangat pelayanan Romo?
Romo Yudho: Motto pribadi saya itu yang menjadi semangat. Perasaan dikasihi, ditemani dan dikuatkan oleh Allah menjadi semangat dalam melayani.
Seluruh umat menyambut dengan hangat kehadiran Romo Yudho di Paroki Maria Marganingsih Kalasan. Semoga Romo Yudho bisa berkarya di Paroki Maria Marganingsih Kalasan dengan penuh sukacita dan semoga romo akan lebih banyak menikmati “ïwak pitik” ala ayam goreng Kalasan he.. he… he …Dan pasti Romo Yudho will never walk alone di Kalasan karena seluruh umat akan mendukung karya pelayanan romo. Tuhan memberkati.