KOMSOS-GMMK. Ibadat Jumat Agung di Gereja Maria Marganingsih Kalasan dilaksanakan sebanyak tiga kali. Ibadat terakhir dilaksanakan pukul 17.00 dan dipimpin oleh Romo Martinus Jaka Lelana, Pr., yang sekarang sedang bertugas di Paroki St. Mikael Pangkalan. Ibadat terakhir Jumat Agung dikhususkan untuk umat dari wilayah Johannes Paulus II, Wilayah Santa Maria, dan Lingkungan Yusuf Kalasan Tengah.
Umat yang hadir harus menaati protokol kesehatan dengan wajib mencuci tangan dan memakai masker. Umat juga diwajibkan untuk scan barcode dan mengambil nomor kursi di depan gereja.
Dengan suasana hening dan sunyi, umat dari wilayah Santa Maria bertugas kur tanpa ada iringan dari organis. Kisah Sengsara dan Wafat Yesus juga dibacakan dengan sakral dan penuh penghayatan oleh tim passio, yaitu Tino, Filma, Asti, dan Aris.
Untuk mengurangi penyebaran virus covid-19, prosesi penciuman salib ditiadakan. Oleh sebab itu, Umat membawa salib dari rumah yang nantinya akan diberkati oleh Romo. Pemberkatan salib dilakukan di tempat duduk umat masing-masing.
Dalam khotbahnya, romo yang akrab disapa dengan Romo Jaka ini mengutip apa yang disampaikan Mgr. Suharyo bahwa, “Yesus adalah pribadi yang bermartabat”. Yesus tidak hanya berkata, “Aku ini mencintaimu”, tetapi juga menunjukkan cinta sampai akhir hidup-Nya dengan wafat di kayu salib. Kita menemukan dalam diri Yesus sebagai pribadi yang menunjukkan ‘integritas’, yaitu kesatuan dalam kata dan perbuatan-Nya.
Romo Jaka juga menerangkan bahwa banyak orang menyatakan janji pernikahan, tetapi tidak semua bisa setia sampai akhir. Banyak orang menyatakan diri sebagai ibu, tetapi tidak semua memiliki martabat sebagai ibu sampai hari tua. Terkadang kita mungkin masih seperti Petrus yang mengatakan, “Aku akan ada bersama Engkau”, tetapi ketika Yesus dalam kesulitan dia mengatakan, “Aku bukan murid orang itu.”
Terkadang sebagai manusia, kita merasa sungguh berdosa apabila tidak pergi ke gereja pada hari Minggu. Akan tetapi, ketika mengumpat pada suami dan anak-anak, tidak ada perasaan bersalah. Kita merasa bersalah saat tidak pergi ke gereja pada hari Minggu, tetapi merasa biasa-biasa saja ketika menyimpan dendam bertahun-tahun pada saudara. Itulah yang disebut sebagai beriman ‘mbelgedes’ atau ‘omong kosong’ dalam Bahasa Jawa, menurut Romo Jaka.
Pada Jumat Agung ini, umat diajak oleh Romo Jaka untuk mematikan hal-hal yang buruk dari hidup kita dan membangkitkan mimpi bahwa hidup dalam kebenaran adalah sesuatu yang pantas untuk diperjuangkan.
“Selamat mematikan hal-hal buruk dari hidup kita masing-masing dan semoga Hari Paskah menjadi sungguh kebangkitan semangat hidup mimpi kita mengikuti Yesus yang setia sampai akhir,” ajak Romo Jaka pada akhir khotbahnya.
Sementara itu situasi keamananan selama pelaksanaan ibadat sabda Jumat Agung sangat terkendali berkat koordinasi yang baik antara tim keamanan internal dengan pihak-pihak lain terutamata jajaran Polres Kalasan dan Babinsa Kalasan.
Sebagian dari petugas kepolisian yang bertugas dalam pengamanan ibadat Sabda Jumat Agung bahkan melaksanakan buka bersama di pos keamanan Gereja Maria Marganingsih Kalasan. Hal ini bisa dimaknai sebagai bentuk sinergi serta toleransi yang luar biasa.
Catatan: foto oleh Dio