[dropcap]K[/dropcap]OMSOS-GMK. Setelah melalui persiapan panjang dari pendampingan di wilayah masing-masing sejak awal tahun 2018, akhirnya para calon penguatan boleh berlega hati. Sabtu, 6 Oktober 2018, sejumlah 88 orang menerima Sakramen Penguatan dari Uskup KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Pr.
Tiga minggu terakhir bulan September adalah jadwal bersama para calon penerima Sakramen Penguatan se-Paroki TDGY Macanan. Tanggal 16 September 2018 mereka mengikuti rekoleksi bersama di gereja Macanan. Rekoleksi ini berlangsung dari pukul 08.30 WIB sampai siang. Pemateri dalam rekoleksi itu adalah Sr. Kornelia Feta Taue, SSpS dan Sr. Bernadetha Juana Meko, SSpS. Pada Minggu berikutnya, tanggal 23 September 2018 mulai pukul 16.00 WIB mereka wajib melakukan pengakuan dosa yang dilayani oleh Rm. Lambertus Issri Purnomo Murtyanto, Pr (Rm. Issri) dan Rm. Yoseph Riang, SVD.
Minggu terakhir sebelum hari H (Minggu, 30 September 2018) diadakaan Gladi Bersih Misa dan Penerimaan Sakramen Penguatan. Gladi bersih ini dipimpin oleh Rm. Issri sendiri dan dilaksanakan secara utuh dari awal sampai akhir. Ini dilakukan agar diperoleh gambaran perkiraan lamanya misa dan bisa mengantisipasi agar acara sesungguhnya bisa berjalan dengan lancar.
Sabtu, 6 Oktober 2018 adalah hari yang dinanti-nanti oleh para calon penerima Sakramen Penguatan. Sejak mulai pukul 18.00 WIB mereka telah hadir mengisi daftar hadir dan menerima kitir (selembar kertas berukuran A5 yang berisi nama dan data lengkap calon penerima Sakramen Penguatan). Para pendamping/katekis membantu para calon ini mengenakan beberapa atribut pelengkap agar jelas bahwa ia calon penerima Sakramen Penguatan.
Menjelang pukul 19.00 WIB, semua calon sudah duduk rapi di dalam gereja. Masing-masing berdampingan dengan wali penguatannya. Pendamping penguatan duduk berdua-dua duduk di pinggir tengah bangku gereja, menjadi tanda wilayah asal dari para calon. Dalam gereja Macanan saat itu didominasi nuansa baju putih dengan kalung kain merah dari para calon penerima Sakramen Penguatan yang berjumlah 88 orang.
Diawali pengantar dari Fransiskus Xaverius Jaka, Wakil Ketua II Dewan Paroki Administratif TDGY Macanan dan Hymne Tyas Dalem, dimulailah perarakan liturgi. Di atas altar Rm. Issri menyambut kedatangan Bapa Uskup dan bercerita sedikit tentang perjalanan awal Paroki TDGY Macanan dan permohonan pada Bapa Uskup untuk memberikan Sakramen Penguatan kepada 88 calon yang sudah disiapkan beberapa waktu sebelumnya. Bapa Uskup pun menerima permohonan tersebut.
Saat homili, Uskup yang ramah ini mempergunakan waktu yang ada untuk berkomunikasi langsung dengan calon penerima Sakramen Penguatan. Beberapa kali para calon diberi pertanyaan yang harus dijawab dengan benar. Sembari bercanda, Romo Rubi berkata bahwa jawaban para calon menentukan nasib Macanan, apakah bisa segera menjadi paroki penuh atau tidak.
Dalam kotbahnya, Bapa Uskup menerangkan bahwa dengan menerima sakramen penguatan berarti menerima Roh Kudus, yaitu Roh Allah dan Roh Yesus. Apa karya Roh Kudus bagi kita ? Roh Kudus membuat kita dewasa dalam iman. Jadi penerima Sakramen Penguatan ini diharapkan jadi anak Allah yang sempurna atau dewasa dalam kehidupan sehari-hari. Roh Kudus memampukan kita dewasa dalam iman.
Mgr. Robertus Rubiyatmoko kemudian menghubungkan keadaan dewasa dalam iman ini dengan kehidupan berkeluarga, sesuai dengan Injil di Minggu Biasa ke-27. Kedewasaan iman dalam kehidupan berkeluarga itu nampak dalam kesetiaan, penuh kasih dan pengorbanan satu sama lain. Roh menggerakkan untuk hidup saling mengasihi (berpasangan). Panggilan hidup berkeluarga ini ada dalam Injil yang menyatakan bahwa
“Laki-laki akan meninggalkan ayah-ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging”.
Kasih itu dikembangkan dari waktu ke waktu (ada usaha). Cintailah suami atau istri semasa awal-awal bertemu.
Dalam hidup berkeluarga, anak-remaja-orangtua dipanggil untuk mengasihi dan penuh pengorbanan. Dengan Roh Kudus, kita dimampukan untuk setia terhadap suami atau istri, pekerjaan dll. Keluarga Katolik yang sejati adalah saksi keselamatan Tuhan, yaitu keluarga yang bersatu padu saling membantu.
Sebelum berkat penutup, kelompok paduan suara PA Macan Prayak (yang juara dalam lomba paduan suara di Tarsicius Cup di Kalasan 2018) memberikan persembahan 2 lagu dalam paduan suara yang sangat memukau. Lagu pertama adalah motto dari Uskup KAS ini sendiri: Quarere et Salvum Facere (Luk 19:10) yang berarti Mencari dan Menyelamatkan). Lagu kedua berjudul Love Will Changes Everything yang isinya selaras dengan kotbah dari Bapa Uskup dalam misa malam itu. Ada paduan puisi dan persembahan bunga dari anak-anak kepada Bapa Uskup, para Romo dan orang tua dari anak-anak PA Macan Prayak ini.
Terakhir, Bapa Uskup berpesan kepada penerima Sakramen Penguatan dan walinya, “ Para wali penguatan, selalu ingatlah untuk mendoakan anak yang dipercayakan kepadanya. Demikian juga para penerima sakramen penguatan agar juga selalu ingat untuk mendoakan wali penguatannya. Selalu ingat tentang Kasih, Kesetiaan dan Pengorbanan.”
Setelah misa penerimaan Sakramen Penguatan usai dilanjutkan sesi foto bersama Bapa Uskup dan para Romo. Bersamaan itu juga dibagikan sertifikat kepada para pendamping. Suasana kian meriah saat selesai misa sakramen penguatan semua yang hadir disuguhi pesta bersama makan bakso.
Liputan kerjasama Clementine Roesiani dan Immaculata Is