Sejak tahun 2012 gereja Santo Yohanes Pembabtis Payak mulai berbenah diri agar menjadi tempat ibadah yang lebih nyaman bagi umat yang selalu mengikuti perayaan ekaristi setiap Minggu dan Jumat pertama. Hal pertama yang terlihat adalah pembuatan tembok batu setinggi 3 meter yang menggantikan pagar besi yang mulai terlihat kumuh. Kenapa dipilih tembok seperti itu? Pertimbangannya adalah agar tembok bisa menjadi peredam suara sehingga bunyi kendaraan di jalan Wonosari-Yogyakarta tidak menjadi terlalu bising.
Sekarang ini tembok batu tinggi telah dilengkapi dengan papan nama Gereja Santo Yohanes Pembaptis Payak dan lampu tampak terang benderang seperti terlihat dari foto-foto yang ada. Di depan gedung gereja di sisi timur pun sekarang sudah ada tenda semi permanen yang melindungi umat dari hujan dan panas. Tenda semi permanen ini juga dimaksudkan untuk menghemat beaya sewa tenda saat diadakan perayaan hari besar.
Rencana selanjutnya, di bagian luar tembok akan dipasang papan jadwal perayaan ekaristi sehingga siapa pun bisa membaca dan tidak keliru lagi melihat jadwal perayaan ekaristi.
Di bagian dalam, terlihat juga sudut-sudut yang terasa eksotik. Pengurus Wilayah Payak yang diketuai oleh Ignatius Budi Linggono menanggapi imbauan untuk mengganti dekor bunga segar dengan tanaman segar dalam pot. Dalam lahan yang sempit tidaklah memungkinkan mempunyai taman luas.
Kondisi ini tidak membuat patah semangat karena lahan kosong di bagian pinggir yang masih tersedia masih bisa dimanfaatkan. Atas prakarsa Leonardus Eko Riwayanto, di sisi timur dan utara telah dibuatkan rak-rak yang diisi pot-pot bunga dan tanaman daun yang segar dipandang mata.
Seperti itulah tampilan gereja Santo Yohanes Pembaptis Payak sekarang ini. Dalam memperindah halaman gereja, umat dan OMK pun dihimbau untuk turut serta handarbeni agar gereja Payak semakin semarak baik dalam hal penampilan maupun keseluruhan kegiatan rohaninya. Sesuai imbauan polsek setempat, rencana berikutnya adalah membuat pos keamanan di dalam halaman gereja agar ada kedekatan antara petugas keamanan dengan umat.
Saat ini sertifikat tanah gereja (atas nama PGPM) dan IMB sudah diperoleh. Bila rencana gambar selesai, rencana selanjutnya adalah menggeser gedung gereja ke belakang agar umat lebih nyaman mengikuti perayaan ekaristi. “Tidak mudahnya penggalangan dana menjadi kendala utama dalam rencana pembangunan gereja Payak,” ungkap Budi Linggono sambil menyampaikan keprihatinannya. Semoga akan ada jalan keluar dan umat Payak bisa segera memiliki tempat ibadat yang lebih memadai demi memuliakan Tuhan. Amin.
Catatan: tulisan dan foto dikirim oleh Immaculata Is Susetyaningrum (author – Payak)