Namanya Edith Stein, tetapi khalayak umum mengenalnya sebagai Sr. Teresa atau St. Teresa Benedikta dari Salib. Edith lahir di Breslau, tanggal 12 Oktober 1891yang merupakan peringatan hari yang istimewa bagi bangsa Yahudi. Dirinya merupakan anak bungsu dari sebelas bersaudara dari pasangan Auguste Courant Stein dan Siegfried Stein. Pada perjalanan hidupnya, Edith mempunyai ketertarikan pada dunia pendidikan terutama belajar dan menunjukkan kepintarannya, hal itu dibuktikan dengan dirinya yang lulus menjadi lulusan terbaik dari ujian akhir sekolah.
Pada 1913, Edith masuk kuliah di Universitas Göttingen dengan mengambil jurusan filsuf setalah pada tahun sebelumnya ia sempat menjalani kuliah dengan mengambil jurusan bahasa Jerman dan Sejarah, dimana jurusan tersebut tidak terlalu ia sukai atau dapat disebut sebagai jurusan sampingan. Setelah melewati perjalanan panjang Edith masuk menjadi seorang katolik dan dibaptis oleh pastur. Selanjutnya dirinya mantap dan bergabung ke biara Karmelit, tetapi pada 1931 ia mengundurkan diri dan kemudian kembali ke biara dan mengucapkan kaul- nya kepada Tuhan. Setelah itu ia mengabdikan dirinya di biara tersebut.
Selama perjalanan hidupnya sebelum menjadi biarawati, Edith aktif dalam dunia ilmu pengetahuan terutama dalam bidang filsafat. Pada saat masa kuliahnya ia juga aktif mengikuti perkumpulan serikat yang memperjuangkan tentang hak perempuan dan ia juga berjuang sangat keras untuk memperbaiki nasib perempuan. Selain itu Edith juga pernah mengabdikan dirinya menjadi seorang perawat yang mengabdikan dirinya untuk merawat orang – orang sakit di bangsal tifus.
Bahkan ia mendapatkan medali penghargaan karena keberanian dan pelayanan yang ia lakukan tanpa pamrih. Selain itu ia juga aktif menulis tentang pandangannya terhadap hal – hal di sekitarnya dan kehidupannya sehari – hari. Sungguh dari surat – surat yang ia buat dan karya pelayanan yang ia lakukan tersebut sangat memberikan inspirasi kepada orang – orang di sekitaranya.
Seiring berjalannya waktu ia ditunjukkan oleh Tuhan atas karya dan penyelamatan-Nya melalui orang – orang yang berada di sekitarnya. Beberapa peristiwa yang membuat jiwa keingintahuan Edith tumbuh adalah ketika dirinya berkunjung ke rumah salah satu orang temannya yang telah meninggal, di sana ia bertemu dengan seorang perempuan muda yang penuh dengan iman, selain itu ia pernah pergi ke sebuah gereja di dekat pasar disana ia melihat seorang yang sedang berdoa dengan penuh harap di depan salib Yesus dan disitu ia merasa ketidakpercayaannya hancur dan digantikan ketenangan oleh tuhan.
Dari peristiwa yang telah Tuhan tunjukkan kepadanya menjadikan ia semakin percaya dan mencoba untuk membaca salah satu buku tentang orang kudus.Kemudian keajaiban terjadi, Edith memutuskan untuk masuk katholik dan berkomitmen untuk menggabungkan dirinya ke sebuah biara. karena kepercayaan akan salib Kristus Yesus yang membawanya sampai di titik ini membuat dirinya merasa bahwa orang lain perlu tahu akan hal ini, maka dirinya mulai menuliskan surat – surat kepada temannya tentang apa yang telah ia lalui dan pengalamannya. Sebab menurut dirinya apa yang telah ia lakukan dan ia pilih sejujurnya semua adalah kehendak Tuhan dan ia percaya kepada salibnya yang kudus akan semua yang akan terjadi pada hidupnya.
Semasa hidupnya Edith dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan tenang. Selain itu ia juga senang memberikan segala ilmu – ilmu dan pengalaman yang ia punya kepada orang lain. Ia selalu berpegang pada semboyan yang ia pegang sejak ia menjadi katolik yaitu segalanya untuk orang lain. Selain itu sosok Edith sendiri selalu memancarkan daya tarik tersendiri, melalui hal – hal yang ia lakukan seperti sikap bakti kepada Tuhan dan sikap hidup yang diserasikan. Hingga pada suatu Ketika, Ia diculik oleh NAZI karena dirinya seorang Yahudi. Namun ia tetap percaya kepada salib Yesus tentang semua yang akan terjadi pada hidupnya. Hal ini ditunjukkan ketika dirinya diculik ia tetap tenang dan terlihat gembira bahkan ia menghibur, menenangkan, dan menolong para tahanan yang sedang kesusahan akan hal yang menimpa mereka. Dirinya bagaikan seorang malaikat yang ada di tengah – tengah mereka.
Namun, pada 9 Agustus dirinya meninggal dunia karena dibunuh oleh NAZI dengan diberi gas beracun. Kemudian pada 1 Mei 1987 gereja menghormati dirinya sebagai seorang katolik yang tetap setia kepada Yesus yang tersalib dan sebagai seorang Yahudi yang selalu mengasihi bangsanya. Pada 11 Oktober 1998, Edith Stein atau Sr. Teresa ditahbiskan menjadi Santa dan setahun kemudian dirinya dinobatkan menjadi santa pelindung Eropa karena peran pentingnya pada sejarah sipil Eropa. Walaupun kini kita tidak dapat bertemu sosok yang luar biasa menginspirasi ini, tetapi pemikiran dan perjuangan beliau yang ditinggalkan dapat kita contoh dalam kehidupan kita saat ini. Terutama pada masa covid yang melanda seluruh dunia dan membawa dampak yang luar biasa, kita dapat menerapkan sikap beliau pada masa terdesaknya yaitu dengan saling menguatkan dan menghibur satu sama lain yang kesusahan. Beberapa contoh yang dapat kita lakukan yaitu dengan membagikan Sebagian harta atau waktu yang kita punya untuk memperhatikan orang di sekitar kita, mungkin dengan membantu dari segi ekonomi atau bahkan cukup menanyakan kabar dan cerita yang ia alami dan menghiburnya Ketika sedang sedih atau sedang ada masalah sudah merupakan bentuk kita meneladani sikap Santa Teresa semasa hidupnya.
Daftar Pustaka
Yesaya.indocell.net, nd, St Teresa Benedikta dari Salib, St Edith Stein (1891-1942) biarawati, Karmelit Tak Berkasut, martir, YESAYA: www.indocell.net/yesaya,
Penakatolik.com, 10 Agustus 2018, Edith Stein, seorang perempuan dialog dan pengharapan, https://penakatolik.com/2018/08/10/edith-stein-seorang-perempuan-dialog-dan-pengharapan/
Artikel ini ditulis oleh Parafoila Clementine Elitaningrum mahasiswa katolik semester 1 fakultas kedokteran Universitas Airlangga.