Pada misa Sabtu sore, 5 Mei 2018, di Gereja Marganingsih Kalasan terlihat suasana yang berbeda di bagian koor. Beberapa tokoh umat yang biasanya sibuk dengan urusan gereja yaitu Dewan Paroki saat itu bertugas sebagai petugas koor. Ini menjadi penampilan perdana dari kelompok koor dewan Paroki karena biasanya yang mengisi tugas koor berasal dari lingkungan atau Tim Kerja. Namun untuk kali ini sangat berbeda.
Tugas koor dewan Paroki pun menuai pujian dari Romo Ambrosius Wagiman Wignyasumantara, Pr atau yg sering disapa Romo Wignya.
“Spesial untuk hari ini yang bertugas koor adalah Dewan Paroki. Seumur saya menjadi romo, baru kali ini dewan paroki berkenan untuk bertugas koor. Belum pernah saya lihat ada dewan paroki bertugas koor. Karena seperti diketahui bahwa dewan paroki memilki pekerjaan yang cukup banyak,” puji Rm Wignya sambil tersenyum bangga.
Dalam misa, Rm Wignya juga menyampaikan khotbah bahwa Allah adalah kasih “Deus Caritas” “Saya masih ingat sebuah ensikli yang ditulis oleh Paus kita yaitu Benedictus- XVI,” kata Rm Wignya.
Apalagi tentu pengalaman pribadi beliau dipilih menjadi seorang Paus. Termasuk tentu pengalaman hidup beriman kita. Allah adalah kasih. Saya yakin jika dibandingkan dengan jasa perbuatan dan perilaku kita, pasti tidak ada bandingnya dengan kasih Allah yang luar biasa. Contoh konkretnya, kita diberikan hidup, nafas kehidupan, rejeki berlimpah bahkan kesehatan dan lain sebagainya. Tetapi masih sering kali ada orang yang sering mengeluh atau menggerutu, tetapi jika direnungkan dengan iman yg mendalam kuasa Allah begitu baik dan luar biasa.
Bacaan- bacaan hari ini mengajak kita untuk merenungkan tentang kasih dan cinta.
“Saya yakin kasih dan cinta itu hadir karena ada hati. Kalau tidak ada hati pasti kita tidak dapat merasakan kasih dan cinta. Dan kalau kita mempunyai hati, kita dapat memperhatikan, mencintai dan mengasihi,” tegas Rm Wignya.
Hati itu ternyata bagian terbesar dalam kelenjar dalam tubuh kita. Jika kita memilki perhatian kepada keluarga, lingkungan, gereja masyarakat meskipun kita diterpa gosip/hoaks, pasti kita akan dihindari dari racun seperti itu di jaman sekarang ini yang penuh dengan hoaks.
Ketika kita punya hati, maka kita bisa mengalahkan atau menghalau racun-racun, gosip, atau pun hoaks. Khususnya di hari ini.
“Mari kita mengasihi dan mencintai sesama dengan berbesar hati dan sepenuh hati,’ ajak Rm Wignya.
Mengasihi dan mencintai dengan sepenuh hati dan ketulusan hati ini adalah perintah dari Tuhan. Karena tertera jelas pada bacaan terakhir dalam Injil “Inilah perintahKu kepadamu “Kasihilah seorang kepada yang lain.” Ini adalah sebuah keharusan, sebab yang menyuruh bukan suster, romo, bruder, suami atau pun istri, melainkan perintah Yesus Tuhan yang berkuasa. Bahkan kata- kata ini ditempatkan pada akhir kehidupan Yesus. Biasanya kata-kata terakhir orang yang meninggal sangatlah penting dan menjadi wasiat yang sangat berharga. Dengan daya dan upaya kita, kita dapat mengasihi dan mencintai dengan sepenuh hati kepada sesama.
Misa sabtu sore kali ini menjadi terasa lebih bermakna karena penampilan perdana dari koor dewan paroki.
Catatan: Tulisan dan foto oleh Monica Aurelia