Perayaan Minggu Palma 28 Maret 2021 di gereja Maria Marganingsih Kalasan di dilaksanakan sebanyak dua kali yakni pada pukul 06:00 dan pukul 08:00. Kedua misa dipimpin oleh Rm Antonius Dadang Hermawan, Pr. Perayaan minggu palma tahun ini berbeda dengan perayaan pada tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, keberadaan pandemi Covid-19 masih menghantui masyarakat, sehingga umat harus mematuhi protokol kesehatan; memakai masker, mencuci tangan dan cek suhu sebelum memasuki gereja, serta menjaga jarak saat duduk di gereja.
Selain itu, jadwal misa umat juga sudah dibagi sesuai dengan wilayah masing-masing. Perayaan Minggu Palma misa pertama diperuntukkan bagi umat wilayah Yusuf Kalbar, lingk. Petrus Jarakan, Lingk. Paulus Jarakan, Lingk Elisabeth GDA dan Link. F.X. Gedingsari. Sedangkan misa kedua ini diikuti oleh umat dari Wilayah Maria Kalasan Barat dan Wilayah Agatha Kalasan Timur, yang meliputi lingkungan Tarcicius, Petrus Damianus, Yuliana, Stanislaus, dan Santa Perawan Maria.
Petugas presensi menyambut dengan hangat ketika umat mulai hadir dan mendaftar di lingkungan masing-masing. Setelah itu, umat pun diberi arahan untuk duduk sesuai dengan nomor kursi. Petugas koor untuk misa pertama adalah dari umat wilayah Yusuf dengan organis Henny, sedangkan misa kedua dari umat Wilayah Maria dengan pakaian bernuansa merah dengan organis Agus.
Pada misa pertama yang bertugas sebagai lektor adalah Tia sedangkan pada misa kedua adalah Cinta. Petugas passio terdiri dari 4 orang yakni Raka, Aurel, Anting, dan Galih. Para petugas passio membawakan kisah sengsara Yesus dengan baik dan penuh penghayatan. Umat pun mendengar dan merasakan penghayatan penuh ketika kisah sengsara Yesus dibacakan.
Dalam kotbahnya pada misa pertama, romo Dadang mengajak umat untuk semakin mengimani Yesus sebagai anak Allah. Umat juga diajak untuk turut serta mengimani Yesus yang memasuki kota Yerusalem dengan membaca kitab suci pada pekan suci ini. Di situlah terdapat puncak kisah-kisah sengsara Tuhan Yesus, serta wafat dan kebangkitanNya. Itulah pusat iman kita.
Pada misa kedua yang juga disiarkan secara live-streaming, Rm Dadang menyebut bahwa bahasa ilahi yang dibawakan Yesus pada saat sengsara dan wafat di kayu salib belum dapat diterima atau ‘diterjemahkan’ oleh sebagian orang pada waktu itu. Yesus sangat taat kepada Allah, Ia mau mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia. Yesus juga rela mengorbankan diri-Nya dengan sengsara dan wafat di kayu salib, supaya bahasa ilahi Allah dapat sampai kepada umat manusia.
Rm Dadang mengajak kita untuk merenungkan, apakah kita sudah dapat mendengar bahasa ilahi Allah atau apakah kita masih gagal karena sombong dengan menolak kasih Allah dan ragu kepada Allah. Pada zaman sekarang, sifat sombong dengan menolak kasih Allah dan ragu terhadap kasih-Nya merupakan bentuk penyaliban kecil manusia kepada Yesus.
“Semoga, dengan perayaan misa Minggu Palma ini, kita dapat percaya dan mengakui bahwa Yesus sungguh Anak Allah.” (Rm Dadang)
Romo Dadang juga berpesan kepada seluruh umat yang hadir di gereja maupun yang mengikuti misa live streaming untuk senantiasa menjaga kesehatan dan berharap semoga pandemi dapat berakhir sehingga seluruh umat dapat kembali berkumpul di gereja dengan penuh suka cita.
Sebelum menutup misa, Romo memberi pengumuman kepada umat yang akan menghadiri perayaan Jumat Agung untuk dapat membawa salib sendiri-sendiri untuk diberkati. Romo akan memberi pemberkatan yang berbeda dari biasanya. Ia juga berpesan agar umat membawa lilin dan tatakan lilin sendiri pada perayaan vigili paskah dan Minggu Paskah serta dapat mencetak teks panduan yang sudah dibagi di lingkungan masing-masing agar mengurangi kontak fisik.
Perayaan pun ditutup dengan berkat dan lagu pujian meriah.
Catatan: Liputan oleh Isabela Thyana Wulandary dan Yusup, foto oleh Gus Nanang dan Yusup