Bagaimana saling mengasihi dalam filosofi paduan suara? Hendaknya seorang memberikan bagian terbaiknya untuk orang lainnya dalam kebersamaan membangun harmoni. Karena hanya dengan itulah saling mengasihi akan terwujud.
Analogi paduan suara dalam konteks saling mengasihi ini menjadi menarik. Pertama, dalam paduan suara ada kebersamaan. Kedua, dalam paduan suara ada kerjasama. Ketiga, dalam kerjasama ada prinsip memberi kesempatan kepada lainnya. Keempat, dalam paduan suara, keindahan tercipta bila secara bersama berhasil menghadirwujudkan keselarasan.
Analogi paduan suara dalam konteks saling mengasihi ini menjadi menarik. Pertama, dalam paduan suara ada kebersamaan. Kedua, dalam paduan suara ada kerjasama. Ketiga, dalam kerjasama ada prinsip memberi kesempatan kepada lainnya. Keempat, dalam paduan suara, keindahan tercipta bila secara bersama berhasil menghadirwujudkan keselarasan.
Sopran tidak boleh terlalu kuat supaya ada ruang bagi alto. Tenor tidak boleh mendominasi supaya bas dapat berkontribusi. Meski demikian, sopran dan tenor harus bernyanyi sebagaimana seharusnya supaya paduan suara bernyanyi dengan baik di bawah koordinasi konduktor sebagai pemimpin paduan. Betapapun hebatnya sopran, alto, tenor dan bas, bila tanpa konduktor atau pemimpin yang piawai, suara tidak akan berpadu.
Kebersamaan adalah sebuah keniscayaan fakta. Suka atau tidak suka, di manapun, bersama dengan orang lain yang berbeda banyak hal akan terjadi. Berbeda latar belakang. Berbeda pengalaman. Berbeda keahlian. Berbeda pendidikan. Berbeda adat-istiadat. Berbeda suku. Berbeda bahasa. Dan sangat mungkin berbeda banyak hal lainnya.
Selain kebersamaan, kerjasama adalah keniscayaan yang lain. Setelah menyadari kebersamaan dengan orang lain, kemampuan kerjasama akan menjelaskan siapa diri kita. Kemampuan bekerjasama tidak saja potret bagaimana orang lain dihargai, tetapi juga bagaimana diri sendiri dihargai.
Kebersamaan dan kerjasama sungguh hadir bila yang terbaik yang diberikan kepada orang lain. Bila yang tidak baik yang diberikan maka kebersamaan dan kerjasama sulit terwujud. Maka bila kebersamaan, kerjasama dan dukungan terbaik yang dibagikan, keselarasan akan hadir. Seberapa baik hal yang harus dibagikan?
“Berikan yang terbaik sampai tidak ada yang dapat menyakitimu lagi. Bila yang terbaik yang diberikan sehingga tidak ada yang dapat menyakitimu lagi, maka yang tinggal hanyalah kasih,” demikian Rama Dadang Hermawan,Pr mengutip ungkapan dari Bunda Theresa yang sangat menginspirasi.
Misa kedua di Kalasan pada hari Minggu, 19 Mei 2019 berlangsung meriah. Disamping renungan dari Rama Dadang yang mengena, paduan suara dari Perkumpulan Batak Katolik Yogyakarta yang dikoordinir oleh Junior Simbolon memberikan nuansa kebersamaan yang berbeda. Suster Daniela, OSF dan Bruder Sipri, OFM membantu sebagai konduktor paduan suara.
Yohannes Krisostomus Didik Lukito, anggota Litbang Paroki Marganingsih Kalasan, sangat terkesan dengan paduan suara tersebut, “Wah koornya luar biasa! Renyah!”
Dalam liturgi ekaristi, koor menempati posisi yang penting. Meski demikian Paus Fransiscus mengingatkan bahwa koor yang berhasil adalah yang membantu umat bernyanyi sehingga ibadah dapat berlangsung hikmat dan meriah. Bukan koor yang bernyanyi sendiri.*
Kredit Foto: Yusup Priyasudiarja