KOMSOS-GMMK. Tim Pelayanan Kerasulan Kitab Suci Paroki Maria Marganingsih Kalasan melaksanakan kegiatan sosialisasi bahan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) tahun 2022 secara offline, Kamis (25/08/2022). Acara dimulai pada pukul 17.30 WIB, diawali dengan doa pembuka dan kata pengantar dari Romo Vincentius Yudho Widianto Pr, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi-materi pendalaman kitab suci mulai dari kategori dewasa, remaja dan anak-anak yang disampaikan oleh FX Dapianta dan Ignatia dari Timpel Kerasulan dan Kitab Suci dan dilanjutkan tim pendamping PIA PIR.
Romo Yudho dalam pengantarnya berpesan agar umat lebih mencintai kitab suci dengan membaca dan merenungkannya dimulai pada bulan september ini yang bertepatan dengan bulan kitab suci. BKSN merupakan suatu tradisi Gereja Katolik yang selalu dilaksanakan setiap bulan September untuk meletakkan kitab suci secara istimewa melalui berbagai kegiatan yang mendukung pengenalan akan kitab suci, sehingga umat dapat semakin bertumbuh lebih kuat di dalam firman. Romo yang merupakan moderator Komisi Kepemudaan Kevikepan Yogya Timur mengajak umat untuk mulai membaca injil Matius dari bab 1 sampai bab 28 sebagai latihan untuk dapat membaca kitab suci dari Kejadian sampai Wahyu sampai tuntas serta menerapkannya dalam hidup sehari-hari.
“Lembaga Biblika Indonesia (LBI) menyadari bahwa kitab nabi-nabi di Perjanjian Lama masih asing untuk warga Katolik. Sesuai hasil Pertemuan Nasional LBI 2021, salah satu rekomendasi yang dihasilkan adalah dalam empat tahun ke depan, materi BKSN akan diangkat dari kitab-kitab 12 Nabi Kecil. LBI menyadari pula bahwa kekhawatiran warga Katolik masih berjalan, seperti kekhawatiran akan pandemi, perang Rusia-Ukraina dsb. Di sisi lain, Alkitab juga masih menjadi teman asing bagi warga katolik. Saya berharap dengan adanya BKSN dapat membuat warga katolik bisa berkomitmen untuk mengenal Kitab Suci lebih dalam,” jelas FX Dapianta (Timpel Kerasulan Kitab Suci Paroki Maria Marganingsih Kalasan) mengenai latar belakang pemilihan tema oleh Lembaga Biblika Indonesia (LBI).
Tema umum di atas dijabarkan dalam 4 subtema dengan pilihan teks yang sesuai, dua dari Amos dan dua dari Hosea. Amos mengkritisi situasi sosial masyarakat yang bobrok, sedangkan Hosea mengkritisi kehidupan religius yang palsu.
Keempat subtema itu direnungkan dalam proses katekese selama empat minggu yaitu :
- Subtema pertemuan pertama adalah Allah Sumber Harapan untuk Menangkis Mentalitas Keagamaan Palsu (Am 5:4-6), pertemuan ini berisi ajakan untuk melakukan pertobatan melalui kesungguhan dalam mencari kehendak Allah. Beribadah bukan dimaknai hanya sebagai kunjungan ke gereja, tetapi apakah hati kita benar-benar mencari Tuhan, sumber kehidupan.
- Subtema pertemuan kedua adalah Allah Sumber Harapan untuk Melawan Ketidakadilan (Am 5:14-17), di sekitar kita pastinya banyak ketidakadilan dari sistem, pemeritahan, maupun penguasa. Kita sebagai anak Allah diajak untuk berani memilih keadilan dan bertindak seturut firman Allah untuk melawan ketidakadilan tersebut.
- Pertemuan ketiga dengan subtema Allah Sumber Harapan karena Kasih SetiaNya (Hos 6:1-8), dimana kita diajak untuk lebih mendalami iman bahwa Allah penuh kasih setia. Dari kasih-Nya itulah kita dapat belajar untuk meningkatkan solidaritas, saling peduli dan mengasihi satu sama lain.
- Pertemuan keempat dengan subtema Allah Sumber Harapan karena KerahimanNya (Hos 11:1-11), banyak hal yang terjadi dalam hidup yang membuat kita jauh dari Allah, namun Allah tidak pernah meninggakan umat-Nya. Ia yang seperti terdiam dan jauh sesungguhnya sedang menarik kita dalam kerahiman-Nya menuju kebebasan sejati dan kembali masuk dalam perlindungan-Nya.
Keempat pertemuan mingguan ini dijelaskan oleh Ignatia, sebagai pemateri kedua yang kemudian dilanjutkan penyampaikan materi BKSN untuk anak dan remaja oleh Tim PIA PIR.
Sekitar 45 orang Ketua Wilayah, Prodiakan dan fasilitator lingkungan hadir dalam acara sosialisasi materi Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) di Gereja Marganingsih Kalasan.
Semoga rangkaian kegiatan Bulan Kitab Suci Nasional dapat berjalan dengan lancar dan baik.
Foto oleh Roshinta