413 St. Yusup Tegalbojan: Nabi Nuh Setia Kepada Tuhan

Pada hari Kamis, 20 Februari 2025, umat lingkungan St. Yusup mengadakan doa ibadah di rumah Blasius Joko Santoso, Dusun Temanggal I, RT. 04 RW. 02, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Ibadah dimulai pukul 19.00 WIB, dipandu oleh Maria Budi Triyatini, dengan pujian dipimpin oleh Cicilia Karyani, lektor oleh Anastasia Ira Puji Astuti, serta doa umat dibacakan oleh Bernadetha Alya Kahi Leaba. Doa ibadah berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh 25 umat.

Dalam renungan yang diambil dari Injil Markus 8:27-33, dikisahkan bagaimana Nuh, yang setia kepada Tuhan, menerima rahmat istimewa. Allah memberkati Nuh dan keturunannya, serta memberi mereka perintah untuk berkembang biak, bertambah banyak, dan memenuhi bumi. Semua makhluk hidup akan merasa gentar terhadap mereka, sementara Tuhan berjanji untuk melindungi dan menyelamatkan mereka. Allah juga menegaskan bahwa setiap manusia bertanggung jawab atas nyawa sesamanya. Sebagai bentuk kasih-Nya, Tuhan berjanji tidak akan lagi mendatangkan bencana air bah ke dunia.

Yesus mewartakan Kerajaan Allah sampai di daerah Kaisarea Filipi, daerah asing yang jauh dari pengaruh Yahudi. Di tempat asing ini Yesus bertanya kepada kedua belas murid-Nya. “Kata orang siapakah Aku ini?” Orang-orang asing itu sudah mendengar tentang Yesus namun belum dapat mengenal dengan baik. Maka jawaban mereka tentang pertanyaan Yesus itu tidak tepat. Mereka menjawab bahwa: Yohanes Pembaptis, Elia atau seorang dari para nabi. “Tetapi menurut kamu, siapakah Aku ini?” Yesus ingin tahu sejauh mana mereka dapat mengenali diri-Nya. Petrus mewakili para murid yang lain menjawab: “Engkaulah Mesias!” Petrus mengenal Yesus sebagai Mesias yakni penebus dan penyelamat. Yesus melarang mereka dengan keras untuk tidak memberitakan kepada siapa pun tentang Dia, supaya orang lain bisa bertemu dengan Dia dan mendapat berkat dan rahmat, serta percaya dan merumuskan sendiri imannya. Yesus mengungkapkan diri-Nya adalah Mesias yang menderita, bukan Mesias mulia seperti yang mereka pikirkan. Maka Ia mewartakan penderitaan yang bakal dialami-Nya. “Anak manusia harus menanggung banyak penderitaan. Ia akan ditolak oleh para tua-tua dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.” Petrus menegur Yesus bahwa Ia Mesias tidak akan menderita. Yesus memarahi Petrus dan meluruskan pikirannya. “Enyahlah Iblis! Sebab Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”

Ketua lingkungan menghimbau agar dalam doa rutin setiap hari Kamis, tuan rumah tidak perlu menyediakan minuman dan snack, kecuali jika ada ujub syukur. Sebagai gantinya, anggaran untuk konsumsi disarankan disumbangkan ke lingkungan dengan iuran minimal Rp 150.000,00. Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membantu pembangunan Gereja Maria Marganingsih Kalasan, sebagai wujud gotong royong umat dalam menutup kekurangan biaya pembangunan. Doa ibadah pun selesai pada pukul 20.00 WIB.

Catatan : Tulisan dan foto dikirim oleh Ratna Bintarti

Andreas Sudihartono

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *