Barangsiapa Bernyanyi Dengan Baik, Ia Berdoa Dua Kali.
Tugas koor umat Lingkungan Santo Yakobus pada hari Minggu, 13 Juli 2025 menjadi wujud nyata partisipasi aktif dalam kehidupan liturgi Gereja. Melalui nyanyian yang dipersembahkan dengan sepenuh hati, umat diajak untuk semakin menyadari dan merasakan kehadiran Allah dalam Perayaan Ekaristi. Oleh sebab itu maka persiapan yang matang menjadi bagian penting dari pelayanan ini. Tugas mulia tersebut diterima umat Lingkungan Santo Yakobus, Wilayah Santo Yusuf, dengan penuh sukacita dan semangat pelayanan. Pada kesempatan ini, mereka mendapat kehormatan untuk melayani dalam Perayaan Ekaristi yang dilangsungkan pada hari Minggu, 13 Juli 2025 pukul 08.00 WIB.

Sekitar 25 umat turut serta dalam latihan koor dengan penuh semangat dan ketekunan, dipimpin oleh Anastasia Martini yang dengan sabar dan penuh dedikasi melatih mereka sebanyak tiga kali dalam seminggu demi memberikan pelayanan terbaik dalam tugas koor kali ini. Latihan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada aspek teknis bernyanyi, seperti intonasi, dinamika, dan harmoni, tetapi juga diiringi dengan pendalaman makna rohani dari setiap lagu yang dilantunkan. Umat menyadari bahwa pelayanan koor bukan sekadar menyanyi di depan altar, tetapi merupakan kesempatan berharga untuk memuliakan Tuhan dengan suara hati yang tulus dan penuh iman. Dalam nyanyian liturgis yang disiapkan dan dinyanyikan dengan sepenuh hati, tersirat semangat evangelisasi dan bentuk nyata partisipasi aktif umat dalam kehidupan menggereja, sekaligus memperdalam relasi pribadi dengan Allah dan sesama.

Dalam perayaan liturgi Gereja, peran koor bukanlah sekadar pelengkap suasana, melainkan menjadi bagian integral dan aktif yang memperkaya pengalaman iman umat. Nyanyian liturgis memiliki daya rohani yang kuat untuk menyentuh hati, mengangkat jiwa, dan membawa umat lebih dekat kepada hadirat Allah. Seperti yang dikatakan oleh Santo Agustinus, ‘Qui bene cantat, bis orat’ — Barangsiapa bernyanyi dengan baik, ia berdoa dua kali. Ungkapan ini menegaskan bahwa ketika seseorang menyanyi dengan penuh penghayatan dan iman, ia tidak hanya memuliakan Tuhan, tetapi juga memperdalam doa dalam jiwanya. Oleh karena itu, koor dalam liturgi adalah sarana pewartaan dan pengudusan, yang menjembatani antara Sabda dan hati umat, serta memperkuat kesatuan jemaat dalam doa dan pujian.

Catatan : Tulisan dan foto dikirim oleh Desan Pradarto