412 St. Paulus Temanggal II-Pertemuan Ajaran Sosial Gereja 2024

Pada tanggal 8 Agustus 2024, Lingkungan St. Paulus Temanggal II mengadakan pertemuan Ajaran Sosial Gereja (ASG) sebagai bagian dari Bulan Katakese Ajaran Sosial Gereja 2024 yang diselenggarakan oleh Keuskupan Agung Semarang. Tema yang diangkat untuk Bulan Katakese ini adalah “Mengenal Allah Sebagai Bapa & Hidup Rukun Sebagai Saudara Sebangsa.” Pertemuan ASG ini dipimpin oleh Bapak Engelbertus Wahyu Widiatmoko dan bertempat di rumah Ibu Aminah. Pertemuan pertama ini mengambil tema “Membangun Hidup yang Bermartabat,” yang relevan dengan ajaran gereja tentang pentingnya menghargai martabat manusia.

Pada pertemuan tersebut, Bapak Engelbertus Wahyu Widiatmoko menekankan pentingnya penghargaan terhadap martabat manusia sebagai bagian tak terpisahkan dari ajaran sosial gereja. Ia mengingatkan umat bahwa setiap manusia diciptakan setara di hadapan Tuhan dan memiliki hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan adil. Selain itu, ia juga mengangkat poin penting dari ensiklik Paus Fransiskus “Fratelli Tutti,” yang menekankan bahwa kasih harus menjadi dasar dalam membangun tatanan sosial yang adil dan inklusif.

Diskusi dalam pertemuan tersebut juga mencakup pembahasan kasus konkret seperti pembubaran doa Rosario, yang menjadi bahan refleksi untuk merenungkan kembali nilai-nilai kebersamaan dan martabat manusia. Bapak Engelbertus mengajak umat untuk melihat peristiwa ini sebagai peluang untuk memperkuat ikatan sosial dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya dialog dan pengertian antarumat beragama. Dengan demikian, umat diajak untuk selalu mengutamakan sikap saling menghormati dan bekerja sama dalam membangun masyarakat yang harmonis.

Pertemuan ASG ini dihadiri oleh 30 umat dari Lingkungan St. Paulus Temanggal II, yang semuanya antusias dalam mengikuti diskusi dan berbagi pandangan. Kegiatan ini tidak hanya memperkaya pemahaman umat tentang ajaran sosial gereja, tetapi juga memperkuat komitmen mereka untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Umat diharapkan dapat terus menghidupi ajaran kasih dan keadilan dalam interaksi mereka dengan sesama, serta menjadikan penghargaan terhadap martabat manusia sebagai landasan dalam membangun hidup yang lebih bermartabat.

Gabriela Dea Wahyu Widiastuti

Learn More →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *