Cuaca mendung tidak mengurangi semangat umat Lingkungan Gregorius Agung Kaliajir untuk bersekutu dalam doa lingkungan. Udara panas tidak menyurutkan niat umat untuk hadir di rumah keluarga Fl. Budi Sudjatmiko. Pada hari Kamis, 16 Januari 2025 dua puluh empat (24) umat lingkungan pada pukul 19.00 WIB sudah berkumpul dan mencari tempat duduk yang sesuai dengan keinginan masing-masing.

Setelah diawali salam pembuka oleh sekretaris lingkungan, doa lingkungan pun segera dimulai. Diawali dengan lagu pembuka yang dipandu oleh Lambertus Tallulembang, dilanjutkan dengan doa yang dipimpin oleh RB Sarbini Ari Purnomo selaku prodiakon yang baru dilantik pada tanggal 29 Desember 2024. Pada kesempatan tersebut inspirasi renungan diambil dari Injil Markus 1: 40-45 “Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir”.

Orang kusta memang menakutkan semua orang. Namun, dengan kemajuan ilmu kedokteran saat ini, makin membuka wawasan kita untuk tidak merasa takut kepada mereka tetapi makin peduli dan terbuka untuk melayani mereka. Sebab itu, kita mengenal hari kusta sedunia yang dirayakan setiap hari Minggu pada akhir bulan Januari. Paus Fransiskus pernah menyampaikan pesan dalam sebuah symposium berkaitan dengan penderita kusta di Roma pada tahun 2023 yang lalu, bahwa kita tidak bisa melupakan saudara-saudari kita ini. Kita tidak boleh mengabaikan penyakit ini, yang sayangnya masih menimpa banyak orang, terutama dalam konteks sosial yang paling kurang beruntung. Tuhan Yesus sangat peka terhadap orang kusta. Penginjil Markus menceritakan tentang seorang kusta tanpa nama yang datang kepada Yesus untuk disembuhkan. Orang-orang pada zaman itu mengabaikan orang kusta, bahkan menyingkirkan mereka. Hanya Yesus yang mau menjadi sahabat orang kusta. Yesus mengulurkan tangan-Nya. Tuhan Yesus memberi teladan kepada kita supaya berbela rasa dengan orang kecil. Sikap yang positif adalah saling menguatkan satu sama lain, ketika sesama kita sakit.

Di tengah-tengah sharing, hujan deras tiba-tiba turun. Suasana sharing agak tertunda karena beberapa umat harus berlari menyelamatkan jaket dan helm agar tidak basah terguyur air. Pada pukul 20,00 WIB rangkaian doa lingkungan diakhiri dengan lagu penutup, dilanjutkan mendengarkan beberapa pengumuman sambil menikmati snak dan teh panas yang disiapkan keluarga.